Impotensi (Disfungsi Ereksi) adalah ketidakmampuan untuk memulai dan mempertahankan ereksi.
PENYEBAB
1) Impotensi biasanya merupakan akibat dari:
2) Kelainan pembuluh darah
3) Kelainan persarafan
4) Obat-obatan
5) Kelainan pada penis
6) Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual.
Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia; sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda.
Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut.
Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi.
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi.
Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.
Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:
1) Cedera
2) Diabetes melitus
3) Sklerosis multipel
4) Stroke
5) Obat-obatan
6) Alkohol
7) Penyakit tulang belakang bagian bawah
8) Pembedahan rektum atau prostat.
Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengkonsumsi obat-obatan).
Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
1) Anti-hipertensi
2) Anti-psikosa
3) Anti-depresi
4) Obat penenang
5) Simetidin
6) Litium.
Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron.
Tetapi penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido).
Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi:
1) Depresi
2) Kecemasan
3) Perasaan bersalah
4) Perasaan takut akan keintiman
5) Kebimbangan tentang jenis kelamin.
GEJALA
Penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya perubahan ciri seksual pria, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut, suara maupun kulit.
Untuk mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan darah di tungkai.
Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan:
1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Pemeriksaan gula darah untuk diabetes
3) Pemeriksaan kadar TSH
4) USG penis.
TERAPI
Impotensi biasanya bisa diobati tanpa pembedahan.
Jenis pengobatan tergantung kepada penyebabnya.
Latihan khusus dilakukan oleh penderita impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut Teknik pemusatan sensasi 3 tahap.
Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan:
Tahap I : bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan.
Tahap II : pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan.
Tahap III : melakukan hubungan badan.
Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya.
Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual.
Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi.
Jika impotensi atau hilangnya gairah seksual terjadi akibat kadar testosteron yang rendah, penderita sebaiknya menjalani terapi sulih hormon.
Testosteron disuntikkan setiap minggu atau diberikan dalam bentuk plester.
Efek sampingnya adalah pembesaran prostat dan kelebihan sel darah merah yang bisa menyebabkan stroke.
Alat pengikat atau penghisap seringkali digunakan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi, tetapi alat ini tidak boleh digunakan oleh penderita gangguan perdarahan atau penderita yang mengkonsumsi obat antikoagulan.
Alat pengikat (berupa tali atau cincin yang terbuat dari logam, karet atau kulit) dipasang di dasar penis untuk memperlambat aliran darah dari penis.
Alat penghisap (berupa kotak berongga dan pompa) dipasang pada penis. Tekanan hampa udara membantu pengaliran darah ke dalam arteri penis. Ketika penis ereksi, sebuah alat pengikat dipasang untuk mencegah pengaliran darah dari vena. Kombinasi kedua alat tersebut bisa mempertahankan ereksi selama 30 menit.
Kadang alat pengikat menyebabkan masalah ketika ejakulasi, terutama jika diikat terlalu ketat. Demi kemanan, sebaiknya setelah 30 menit alat tersebut dilepaskan.
Jika terlalu sering digunakan, alat penghisap bisa menimbulkan memar.
Efek sampingnya adalah memar dan sakit. Selain itu, penyuntikkan juga bisa menyebabkan priapisme (ereksi yang menetap dan nyeri).
Jika impotensi tidak memberikan respon terhadap berbagai pengobatan di atas, bisa dilakukan pencangkokan penis atau digunakan prostese (penis buatan).
Salah satu alat yang dicangkokkan berupa batang kekar yang dimasukkan ke dalam penis untuk menimbulkan ereksi yang menetap. Alat lainnya berupa balon yang dimasukkan ke dalam penis dan ditiup sebelum penderita melakukan hubungan seksual.
Mesin pencari
Senin, 29 September 2008
Impotensi
Jumat, 26 September 2008
Lima Pencegahan Infeksi Jamur
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis, panas dan lembab. Kondisi iklim ini yang membuat kita berkeringat lebih banyak, apalagi ditambah dengan tingkat aktifitas yang tinggi, akan membuat kulit kita rentan terhadap infeksi jamur. Infeksi jamur lebih cenderung mengenai daerah-daerah yang sering berkeringat dan lembab, seperti muka, badan, kaki, lipatan paha, dan lengan.
Sesungguhnya penularan infeksi jamur pada kulit ini disebarkan oleh spora ataupun bagian jamur yang didapatkan melalui kontak langsung dengan kulit penderita atau dibawa oleh peralatan pribadi (handuk, baju, kaus kaki, dll). Spora ini mudah tumbuh pada bagian tubuh yang lembab, sehingga suasana lembab dan berkeringat ini yang bisa mempermudah pertumbuhan jamur pada kulit.
Infeksi jamur yang paling sering di Indonesia adalah ”panu” yang disebabkan jamur Malassezia furfur yang angka kejadiannya mencapai 50% di negara yang beriklim panas dan Athlete’s foot atau infeksi jamur pada kaki.
Namun infeksi jamur ini dapat kita cegah dengan membudayakan 5 Pencegahan Infeksi Jamur sebagaimana dirumuskan oleh Prof. DR. Dr. Jan Susilo Sp.MK, Sp ParK (Spesialis Mikrobiologi Klinik dan Parasitologi Klinik), yakni:
1.Jangan biarkan pakaian Anda basah karena keringat.
2.Jangan bertukar handuk dengan orang lain.
3.Gunakan kaos kaki yang menyerap keringat dan ganti setiap hari.
4.Gunting kuku tangan dan kaki.
5.Cuci tangan dan mandi dengan air bersih.
Kebiasaan mengganti baju setiap hari dan selalu menjaga baju kita agar tetap kering wajib hukumnya, sebab baju yang berkeringat akan menciptakan kelembaban yang tinggi pada daerah badan dan punggung dan bisa menjadi tempat yang cocok bagi jamur untuk tumbuh.
Mungkin tak pernah terbesit di pikiran kita kalau bercak putih ”panu” itu akan ada pada kulit kita yang sehat dan bersih. Namun kita harus tahu bahwa bercak keputihan ini bisa muncul jika kita bertukaran handuk dengan mereka yang menderita infeksi jamur ini, sebab pada prinsipnya infeksi jamur bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya melalui alat sanitasi yang digunakan bersama-sama, terlebih lagi jika handuk itu lembab dan basah karena tidak pernah dijemur atau dicuci.
Kaos kaki yang baik adalah kaos kaki yang nyaman, terbuat dari bahan katun yang menyerap keringat. Hal ini berguna agar kaki Anda tidak menjadi lembab, yang akan menjadi tempat yang nyaman untuk tumbuhnya jamur. Sebuah survey mengatakan 25% penduduk dunia menderita Athlete’s foot atau infeksi jamur pada kaki, atau satu dari setiap empat orang penduduk menderita infeksi jamur pada kakinya.
Tak banyak dari kita yang meyadari bahwa jamur dapat tumbuh di daerah kuku dan sekitarnya. Jika ada kulit kita yang terinfeksi jamur, kadang secara tidak sengaja ingin rasanya jari ini menggaruknya sekedar untuk menghilangkan perasaan gatal tersebut. Hal itu justru akan membuat jamur itu menempel di bawah kuku kita dan mulai menginfeksi jaringan di bawah kuku, bahkan memindahkan infeksi jamur itu ke tempat atau kulit di daerah lain tubuh kita.
Kebiasaan mencuci tangan dan mandi dengan air bersih juga merupakan langkah yang efektif untuk mencegah infeksi jamur. Tentunya air bersih ini juga harus memperhatikan sumbernya. Perhatikan bahwa air yang terkontaminasi jamur bisa menjadi sarana penularan yang sangat baik. Jadi mulailah kebiasaan hidup sehat dengan selalu menggunakan air bersih.
Lakukan kelima pencegahan di atas untuk menghindari infeksi jamur pada kulit. Namun jika infeksi jamur tetap terjadi, pengobatan tentunya sangat diperlukan.
Daftar pustaka
(Dr. Ryan S. Mulyana, Dr. Steven Januar Kusmanto, MM. www.medicastore.com)
Editor: Prof. DR. Dr. Jan Susilo, Sp.MK, Sp.ParK
Referensi:
Craig G Burkhart, MD, MPH, Clinical Professor, Department of Medicine, Clinical Assistant Professor, Department of Dermatology, Section of Dermatology, Medical College of Ohio at Toledo, Ohio University School of Medicine.
Journal of the European Academy of Dermatology & Venereology REVIEW: Pityriasis versicolor alba Volume 19 Issue 2 Page 147, March 2005.
Senin, 22 September 2008
Keracunan Zat Besi
Sejumlah besar zat besi bisa menyebabkan diare, muntah, peningkatan jumlah sel darah putih dan kadar gula darah yang tinggi.
Jika dalam waktu 6 jam pertama tidak timbul gejala dan kadar zat besi di dalam darah rendah, maka kecil kemungkinan terjadinya keracunan.
Zat besi ditemukan pada:
- 1) Fero-sulfat (Feosol, Slow Fe)
- 2) Fero-glukonat (Fergon)
- 3) Fero-fumarat (Femiron, Feostat)
- 4) Suplemen mineral
- 5) Suplemen vitamin.
Gejala overdosis zat besi biasanya terjadi melalui beberapa tahap:
Stadium 1 (dalam waktu 6 jam)
- 1) muntah
- 2) rewel
- 3) diare
- 4) nyeri perut
- 5) kejang
- 6) mengantuk
- 7) penurunan kesadaran
- 8) perdarahan lambung (gastritis hemoragika) akibat iritasi saluran pencernaan.
Jika kadar zat besi di dalam darah tinggi, juga bisa terjadi:
1) pernafasan dan denyut nadi cepat
2) tekanan darah rendah
3) peningkatan keasaman darah.
Tekanan darah yang sangat rendah atau penurunan kesadaran selama 6 jam pertama menunjukkan bahwa keadaannya sangat serius.
Stadium 2 (dalam waktu 10-14 jam), terjadi perbaikan semu yang berlangsung selama 24 jam.
Stadium 3 (antara 12-48 jam).
Bisa terjadi syok (tekanan darah sangat rendah), aliran darah ke jaringan berkurang dan kadar gula darah turun.
Kadar zat besi dalam darah mungkin normal, tetapi pemeriksaan menunjukkan adanya kerusakan hati.
Gejala lainnya adalah:
- 1) demam
- 2) peningkatan jumlah sel darah putih
- 3) kelainan perdarahan
- 4) kelainan konduksi listrik di jantung
- 5) disorientasi
- 6) gelisah
- 7) mengantuk
- 8) kejang
- 9) penurunan kesadaran.
Stadium 4 (setelah 2-5 minggu) : bisa terjadi komplikasi seperti penyumbatan usus, sirosis atau kerusakan otak.
Jika hasil pemeriksaa darah menunjukkan kadar zat besi yang rendah, dilakukan observasi selama 6 jam dan jika tidak timbul gejala, anak tidak perlu dirawat.
Jika kadar zat besi tinggi atau timbul gejala, maka anak perlu dirawat.
Di rumah sakit dilakukan pengurasan lambung.
Digunakan arang aktif, meskipun tidak banyak menyerap zat besi.
Mungkin perlu dilakukan pencucian usus untuk membuang zat besi.
Suntikan deferoksamin (yang akan mengikat zat besi di dalam darah) diberikan kepada anak yang memiliki kadar zat besi tinggi atau menunjukkan gejala.
Kekurangan zat besi akibat pengobatan dan perdarahan bisa menyebabkan anemia.
Rontgen lambung atau usus bagian atas dilakukan 6 minggu atau lebih setelah keracunan, untuk mengetahui adanya penyempitan organ akibat iritasi lapisan saluran pencernaan.
Prognosis biasanya baik, hanya sekitar 1% yang meninggal. Resiko kematian pada anak yang mengalami syok dan kesadarannya menurun adalah sebesar 10%.
Kematian bisa terjadi bahkan dalam waktu 1 minggu setelah keracunan, tetapi jika dalam waktu 48 jam gejala-gejalanya telah hilang, maka akan terjadi pemulihan sempurna.
Referensi
(www.medicastore.com 2004)
Keracunan Timah Hitam
Keracunan timah hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan kadang gejalanya kambuh secara periodik.
Kerusakan yang terjadi bisa bersifat permanen (misalnya gangguan kecerdasan pada anak-anak dan penyakit ginjal progresif pada dewasa).
Timah hitam ditemukan pada
- Pelapis keramik
- Cat
- Batere
- Solder
- Mainan
Pemaparan oleh timah hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara:
- Menelan serpihan cat yang mengandung timah hitam
- Membiarkan alat logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai, pemberat alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian, dimana secara perlahan timah hitam akan larut
- Meminum minuman asam atau memakan makanan asam yang telah terkontaminasi karena disimpan di dalam alat keramik yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel)
- Membakar kayu yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam atau batere di dapur atau perapian
- Mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung senyawa timah hitam
- Menggunakan perabotan keramik atau kaca yang dilapisi timah hitam untuk menyimpan atau menyajikan makanan
- Minum wiski atau anggur yang terkontaminasi oleh timah hitam
- Menghirup asap dari bensin yang mengandung timah hitam
- Bekerja di tempat pengolahan timah hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti respirator, ventilasi maupun penekan debu).
- Pemaparan timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah yang telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam pada anak-anak; karena itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan gejala.
Pada dewasa, serangkaian gejala yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu atau lebih, yaitu berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut terasa logam, nafsu makan berkurang dan nyeri perut samar-samar yang berakhir dengan muntah, sembelit serta nyeri kram perut. Pada dewasa jarang terjadi kerusakan otak.
Pada anak-anak, gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya aktivitas bermain selama beberapa minggu. Kemudian gejala yang serius timbul secara mendadak dan dalam waktu 1-5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu berupa:
- muntah menyembur yang berlangsung terus menerus
- berjalan goyah/limbung
- kejang
- linglung
- mengantuk
- kejang yang tak terkendali dan koma.
Baik pada anak-anak maupun dewasa bisa terjadi anemia.
Beberapa gejala bisa menghilang secara spontan, tetapi jika kembali terjadi pemaparan oleh timah hitam, gejalanya akan kembali memburuk.
Resiko tinggi ditemukan pada anak-anak yang tinggal di rumah tua/lama yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar timah hitam di dalam darah.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pengukuran jumlah timah hitam yang dibuang melalui air kemih, analisa contoh sumsum tulang serta rontgen perut dan tulang panjang.
Kapsul succimer akan berikatan dengan timah hitam dan membantu melarutkannya di dalam cairan tubuh sehingga dapat dibuang ke dalam air kemih.
Efek sampingnya adalah ruam kulit, mual, muntah, diare, nafsu makan berkurang, terasa logam di mulut dan kelainan pada fungsi hati (kadar transaminase).
Jika kadar timah hitam cukup tinggi sehingga kemungkinan akan terjadi kerusakan otak, maka penderita segera dirawat.
Dimercaprol dan kalsium dinatrium edetat diberikan melalui serangkaian suntikan. Pengobatan dilakukan selama 5-7 hari untuk menghindari berkurangnya cadangan logam yang penting dalam tubuh (terutama seng).
Dimercaprol seringkali menyebabkan muntah, karena itu diberikan cairan infus. Pengobatan ini mungkin perlu diulangi dengan selang waktu tertentu.
Setelah pengobatan dihentikan, kadar timah hitam dalam darah biasanya kembali meningkat karena timah hitam yang tersisa di dalam jaringan tubuh dilepaskan. Untuk membantu membuangnya, penisilamin per-oral diberikan 2 hari setelah pemberian kalsium dinatrium edetat.
Untuk menggantikan hilangnya logam lain selama pemakaian penisilamin, seringkali diberikan suplemen zat besi, seng dan tembaga.
Efek samping dari kalsium dinatrium edetat kemungkinan terjadi akibat berkurangnya seng, yaitu berupa kerusakan ginjal, kadar kalsium darah yang tinggi, demam serta diare. Kerusakan ginjal biasanya bersifat sementara.
Penisilamin bisa menyebabkan ruam kulit, proteinuria (protein dalam air kemih) dan penurunan jumlah sel darah putih. Efek tersebut bersifat sementara dan akan menghilang pada saat pemakaian penisilamin dihentikan.
Pada beberapa penderita, dimercaprol bisa menyebabkan hemolisis (penghancuran sel darah merah).
Obat-obat tersebut tidak digunakan sebagai tindakan pencegahan pada pekerja timah hitam atau siapapun yang terpapar oleh kadar timah hitam yang tinggi, karena dapat meningkatkan penyerapan timah hitam. Yang terpenting adalah mengurangi pemaparan oleh timah hitam.
Jika anak-anak memiliki kadar timah hitam sebesar 10 mikrogram/dL atau lebih, maka sebaiknya pemaparan oleh timah hitam dikurangi.
Pemulihan sempurna mungkin memerlukan waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun, dan kemungkinan akan meninggalkan efek saraf yang permanen.
Setelah mengalami keracunan timah hitam, sistem saraf dan otot bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya, Sistem pembuluh darah dan ginjal juga bisa mengalami gangguan.
Anak yang bertahan hidup bisa mengalami kerusakan otak yang permanen.
Referensi
(www.medicastore.com 2004)
Rabu, 03 September 2008
Waspadai lingkar pinggang anda
Kegemukan yang secara umum ditandai dengan perut buncit ini telah menjadi wabah baru di dunia, tak terkecuali Indonesia. Sebagian orang mungkin masih ada yang mempercayai mitos bahwa kegemukan identik dengan kemakmuran. Padahal perut buncit membuat si pemilik tubuh rentan terhadap penyakit jantung dan diabetes mellitus yang berkaitan dengan risiko kardiometabolik.
Menurut dr Sunarya Soerianata, SpJP (K), seorang ahli jantung dari RS Jantung Harapan Kita, "Penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab kematian paling tinggi dibandingkan kanker, diabetes dan penyakit saluran napas bagian bawah."
Tidak perlu pemeriksaan laboratorium yang mahal untuk mengetahui risiko anda akan kardiometabolik. Caranya cukup mudah dan murah yaitu dengan mengukur lingkar pinggang anda. Ukuran lingkar pinggang ternyata bisa digunakan sebagai parameter untuk mengetahui risiko terhadap penyakit akibat gaya hidup tidak sehat tersebut.
Risiko Kardiometabolik Bukanlah Penyakit
Risiko kardiometabolik sendiri bukanlah penyakit tapi merupakan sekelompok gangguan-gangguan yang secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung dan diabetes.
Risiko kardiometabolik (cardiometabolic risk/CMR) terdiri dari faktor-faktor risiko yang dapat diubah, yang memudahkan orang rentan terhadap penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Sejumlah faktor-faktor tersebut muncul secara klinis di dalam kelompok-kelompok yang spesifik.
dr Sunarya Soerianata, SpJP (K), yang juga bertindak sebagai wakil ketua pelaksana 16th ASEAN Congress of Cardiology yang berlangsung bulan April 2007 di Bali ini menjelaskan, ada faktor risiko yang tergolong sebagai faktor risiko "klasik" dan ada yang tergolong "baru". Contoh faktor risiko "klasik" antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan gula darah yang sudah sering dievaluasi dan ditangani oleh dokter.
Adapun faktor-faktor lainnya dianggap sebagai faktor risiko "baru" misalnya kelebihan lemak perut, kolesterol HDL (kolesterol baik), resistensi insulin (ketidakmampuan tubuh merespons dan menggunakan insulin secara semestinya), serta peradangan (kadar adiponektin yang rendah atau kadar C-reactive protein yang tinggi). dr Sunarya, SpJP menambahkan bahwa faktor risiko "baru" ini sejak dulu kurang diperhatikan.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, pengelompokan faktor-faktor CMR semakin menarik perhatian karena faktor-faktor itu sering timbul secara serentak. Contohnya, hampir 26% dari seluruh orang dewasa di seluruh dunia di bawah umur 60 tahun diketahui memiliki paling sedikit tiga dari lima faktor-faktor CMR yang termasuk di dalam kriteria sindrom metabolik.
Sadari Bahaya Lemak Perut
Kelebihan lemak perut (intra abdominal obesity) atau penimbunan jaringan lemak di dalam perut, berhubungan dengan faktor-faktor CMR lain seperti peningkatan trigliserida dan gula darah.
Riset menunjukkan bahwa jaringan adiposa (jaringan lemak) bukan hanya merupakan tempat penampungan lemak, tapi juga organ endokrin aktif yang melepaskan bahan-bahan kimia dan zat-zat tertentu ke dalam tubuh yang diketahui mempengaruhi metabolisme dan sistem kardiovaskuler.
“Semakin tinggi intra abdominal obesity maka kadar HDL akan turun yang berarti rendahnya proteksi tubuh terhadap aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah oleh lemak),” ungkap dr Sunarya, SpJP.
Pelepasan bahan kimia dan zat ini dapat berkontribusi terhadap perkembangan faktor-faktor CMR seperti trigliserida tinggi dan peningkatan gula darah, meningkatkan risiko seseorang terhadap diabetes dan penyakit jantung.
Jadi, dengan memiliki perut buncit atau dengan kata lain lemak perut tinggi maka dapat meningkatkan risiko berkembangnya penyakit diabetes tipe 2, yaitu diabetes yang paling umum terjadi pada masyarakat dengan gaya hidup tidak sehat.
Tidak mengherankan jika diprediksikan penderita diabetes di Indonesia akan naik dari 6,7% populasi pada tahun 2000 menjadi 10,6% populasi pada tahun 2030.
Ukuran Lingkar Pinggang sebagai Marker
Biasanya, kegemukan diukur dengan indeks masa tubuh (BMI), akan tetapi penemuan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kegemukan perut merupakan tanda yang lebih akurat untuk memprediksi serangan jantung daripada berat badan atau BMI.
dr. Sunarya, SpJP membenarkan bahwa mengukur lingkar pinggang merupakan suatu pengukuran yang sederhana dan berhasil mendeteksi orang yang akan mengalami diabetes dan penyakit jantung lainnya.
Berdasarkan penelitian, ukuran lingkar pinggang yang memiliki risiko besar adalah ≥88 cm untuk wanita dan ≥102 cm untuk pria. Namun, ukuran tersebut berlaku untuk ras Amerika, untuk Indonesia batasnya lebih kecil.
Banyak kemajuan telah dicapai untuk mengurangi prevalensi faktor-faktor CMR tertentu termasuk kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Meskipun demikian, masih ada sekitar 17 juta orang di seluruh dunia yang meninggal karena penyakit jantung setiap tahunnya.
Strategi penanganan kardiometabolik yang selalu dianggap efektif adalah dengan mengedukasi masyarakat terutama pasien karena risiko kardiometabolik dapat diubah. Namun, pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk yang belum menjadi pasien, dihimbau untuk menjaga kesehatan dan mulai menjalani gaya hidup sehat.
dr. Sunarya, SpJP juga ingin mengingatkan kepada masyarakat mengenai ukuran lemak perut yang dapat digunakan sebagai marker untuk penyakit jantung dan diabetes. Lingkar pinggang mudah diukur dan bisa dilakukan oleh semua orang, tak terkecuali dengan anda. Silakan mencoba.
Daftar pustaka
(Scientific. www.medicastore.com diperoleh tanggal 27 august 2008)
Ancaman global bernama penyakit kardiovaskular
Menurut Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia sekaligus Kardiologis Senior dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Dr. Arieska Ann Soenarta, Sp.JP(K), penyakit kardiovaskular merupakan suatu istilah untuk gangguan yang menyebabkan penyakit jantung (kardio) dan pembuluh darah (vaskular).
Ada tiga bentuk penyakit kardiovaskular, yakni:
· Penyakit jantung koroner adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai jantung. Implikasinya meliputi infark miokard (serangan jantung), angina (nyeri dada), dan aritmia (irama jantung abnormal).
· Penyakit serebrovaskular adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai otak. Implikasinya meliputi stroke (kerusakan sel otak karena kurangnya suplai darah) dan transient ischaemic attack (kerusakan sementara pada penglihatan, kemampuan berbicara, rasa atau gerakan).
· Penyakit vaskular perifer adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai tangan dan kaki yang berakibat rasa sakit yang sebentar datang dan pergi, serta rasa sakit karena kram otot kaki saat olah raga.
Dampak Nyata Penyakit Kardiovaskular
Penjabaran lengkap fakta yang telah disebutkan sebelumnya adalah sebagai berikut, terjadi satu kematian akibat penyakit kardiovaskular setiap dua detik, serangan jantung setiap lima detik dan akibat stroke setiap enam detik. Setiap tahunnya diperkirakan 17 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Pada tahun 2005, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 17,5 juta. Sekitar 7,6 juta diantaranya terjadi karena penyakit jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke. Diperkirakan kematian global akibat penyakit kardiovaskular mencapai sekitar 25 juta pada tahun 2020.
Sementara dari sekitar 10 juta orang di dunia yang selamat dari stroke setiap tahunnya, lebih dari 5 juta diantaranya mengalami cacat permanen, sehingga menjadi beban tersendiri bagi keluarga dan masyarakat. Pada tahun 2020, penyakit kardiovaskular diperkirakan menempati posisi yang lebih tinggi di atas penyakit menular sebagai penyebab kecacatan terbesar di seluruh dunia.
Kenali Penyebab Penyakit Kardiovaskular
Serangan jantung dan stroke terutama disebabkan oleh aterosklerosis (penumpukan lemak) pada dinding arteri pembuluh darah yang mensuplai jantung dan otak. Deposit lemak yang bertumpuk menyebabkan terbentuknya lesi yang lama kelamaan akan membesar dan menebal sehingga mempersempit arteri dan menghambat aliran darah. Akhirnya pembuluh darah akan mengeras dan bersifat kurang lentur.
Gangguan kardiovaskular yang disebabkan aterosklerosis dikaitkan dengan berkurangnya aliran darah karena jantung dan otak tidak menerima suplai darah yang cukup. Hambatan aliran darah selanjutnya dapat berakibat pada episode kardiovaskular yang lebih serius termasuk serangan jantung dan stroke.
Adanya sumbatan darah juga dapat menyebabkan terjadinya robekan jaringan di arteri yang kemudian akan membengkak dan dapat menghambat seluruh pembuluh darah sehingga mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
Waspadai Gejala dan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular
Satu hal yang perlu diwaspadai, individu dengan penyakit kardiovaskular secara umum tidak mengalami gejala. Tanda awalnya dapat berupa serangan jantung atau stroke. Gejala umum serangan jantung meliputi sakit atau rasa tidak enak di dada, tangan, bahu kiri, siku, rahang atau punggung. Gejala lain mencakup sesak napas, mual dan muntah, rasa melayang atau pingsan, keringat dingin, dan terlihat pucat.
Gejala umum dari stroke adalah melemahnya wajah, tangan dan kaki, seringkali pada satu sisi tubuh. Gejala lain mencakup episode mendadak seperti mati rasa di wajah, tangan atau kaki, bingung, sulit berbicara dan memahami pembicaraan, sulit melihat dengan sebelah atau kedua mata, sulit berjalan, pusing, hilang keseimbangan, sakit kepala parah tanpa sebab, dan pingsan.
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang berisiko terhadap penyakit kardiovaskular. Faktor risiko ini dibagi menjadi dua kelompok, yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan. 80 persen penyakit jantung koroner dan serebrovaskular disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dikendalikan.
Faktor risiko
yang dapat dikendalikan Faktor risiko
yang tidak dapat dikendalikan
· Kadar kolesterol darah yang tinggi
· Hipertensi
· Diabetes mellitus
· Obesitas
· Gaya hidup (kurang gerak, merokok, konsumsi alkohol berlebihan) · Usia
· Jenis kelamin
· Riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga
Jadi, Apa yang Dapat Dilakukan?
Memang, tidak bisa dilakukan intervensi terhadap faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan. Usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga merupakan hal yang tidak mungkin diubah. Langkah nyata selanjutnya hanyalah bagaimana me-manage faktor risiko yang dapat dikendalikan.
Faktanya, sekitar 75 persen penyakit kardiovaskular di seluruh dunia disebabkan oleh faktor risiko konvensional termasuk obesitas, kurang aktivitas fisik, dan penggunaan tembakau (merokok). Sementara di negara maju, sepertiga penyakit kardiovaskular disebabkan lima faktor risiko yakni tembakau, alkohol, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan obesitas.
Terlihat jelas bahwa faktor risiko yang dapat dikendalikan lebih dominan berkontribusi sebagai penyebab penyakit kardiovaskular. Walaupun pengobatan dapat dilakukan pada hampir semua bentuk penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes mellitus, namun semua itu berpulang kepada individu untuk menjalankan pola hidup sehat. Sedapat mungkin menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan.
Daftar pustaka
(nita.www.medicastore.com diperoleh tanggal 27 agustus 2008)