LANDASAN TEORI
A. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
1. Pengertian
Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. (Syaifudin, 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC)
2. Fungsi Pernafasan
a. Mengambil O2 (oksigen) yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.
b. Mengeluarkan CO2 (karbondioksida) yang terjadi sebagian sisa dari pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi bagi tubuh).
c. Menghangatkan dan melembabkan udara.
3. Organ-Organ Pernafasan
a. Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang (kavum nasi) dan dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi) di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring.
Lapisan hidung :
1) Bagian luar dinding, terdiri dari kulit
2) Bagian tengah, terdiri dari otot-otot dan tulang rawan
3) Bagian dalam, terdiri dari selaput lendir (konka nasalis)
Ada 3 konka, yaitu :
§ Konka nasalis inferior (karang hidung bagian bawah)
§ Konka nasalis media (karang hidung bagian tengah)
§ Konka nasalis superior (karang hidung bagian atas)
Fungsi hidung :
1) Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
2) Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
3) Dapat menghangatkan udara pernafasan dalam mukosa.
4) Membunuh kuman-kuman yang masuk bersama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) hidung.
b. Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan makanan terdapat di bawah dasar tenggorokan, di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian, yaitu :
1) Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut Nasofaring.
2) Bagian tengah yang sama tingginya dengan itsmus fausium disebut Orofaring.
3) Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.
c. Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan, yaitu :
1) Kartilago tiroid
2) Kartilago aritenoid
3) Kartilago krikoid
4) Kartilago epiglotis
d. Batang Tenggorokan (Trakea)
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang rawan berbentuk kuku kuda (huruf C) panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e. Cabang Tenggorokan (Bronkus)
Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke-4 dan ke-5. mempunyai struktur yang berupa sama dengan trakea dan dilapisi oleh dinding sel yang sama.
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari bronkus kanan, terdiri dari 9-12 cincin, mempunyai 2 cabang.
f. Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung (gelembung hawa : alveoli). Gelembung ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Paru-paru dibagi 2 bagian yaitu :
1) Paru-paru kanan
Terdiri dari 3 lobus : lobus pulmo dekstra superior, lobus media dan lobus inferior. Tiap lobus terdiri dari 10 segmen.
2) Paru-paru kiri
Trdiri dari : pulmo sinester lobus superior dan lobus inferior.
Peru-paru terletak pada rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum.
Paru-paru dibungkus oleh selaput yang namanya pleura. Pleura dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Pleura viseral : selaput paru yang membungkus langsung paru-paru
2) Pleura parietal : selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar.
Diantara keduanya terdapat cairan untuk pelicin dan melindungi paru-paru yang disebut cairan leura.
Saluran pernafasan memiliki mekanisme pertahanan untuk melindungi dari benda asing: diantaranya :
1) Reflek menelan / muntah
2) Mengangkat debu dan bakteri
3) Lapisan mukus immunoglobulis
4) Reflek batuk
5) Makrofag alveolar
Proses Pertukaran Gas
Pernafasan adalah peristiwa menghidup udara dari luar yang mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh (darah) secara osmose. Seterusnya O2 dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis, kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra) kemudian ke bilik kiri (ventrikel kiri) dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta. Di seluruh tubuh terjadi oksidasi (pembakaran) dan sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 (karbondiaksida) dan uap air (H2O)
Hasil oksidasi yang berupa CO2 dan H2O dibawa oleh darah mlalui pembuluh darah vena / balik baik melalui vena kava superior dan inferior masuk ke dalam serambi kanan (atrium dekstra) masuk ke dalam bilik kanan / ventrikel dekstra. Dari ventrikel dekstra, darah dipompakan melalui arteri pulmonalis ke paru-paru dan CO2 dan H2O dikeluarkan melaui traktur respiratorius dan demikian seterusnya.
B. Konsep Dasar Asma
1. Pengertian
§ Asma bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan.
§ Asma adalah gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi.
§ Asma adalah keadaan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh massa dimana ventilasi relatif mendekati normal.
Klasifikasi Asma :
a. Asma ekstrinsik / alergi / immunologik / atopik
§ Timbul sejak kanak-kanak
§ Keluarga ada yang menderita asma
§ Alergen jelas.
b. Asma instrinsik / non alergik / non immunologik
§ Pada usia lebih dari 35 tahun
§ Keluarga tidak ada yang menderita asma, alergen tidak jelas
§ Ada hubungan dengan pekerjaan / beban fisik.
§ Rangsangan fisik mempunyai peran untuk menimbulkan serangan asma.
c. Asma campuran
§ Diawali oleh infeksi virus
§ Keluhan diperberat oleh faktor instrinsik-ekstrinsik.
2. Etiologi
Penyempitan dari bronkus disebabkan oleh :
a. Spasme otot polos bronkus
b. Edema mukosa bronkus
c. Sekresi kelenjar bronkur meningkat
Faktor pencetus :
a. Alergen
§ Inhalan yang masuk dalam badan melalui alat pernafasan, contohnya : debu, asap, serpihan kulit (anjing, kuda, kucing)
§ Ingestan yang masuk dalam badan melalui mulut, contoh makanan, susu, telur, ikan, obat-obatan.
b. Virus / bakteri / infeksi.
c. Iritan : asap,bau-bauan,polutan,pabrik,kompor.
d. Perubahan cuaca (panas/dingin).
e. Zat-zat kimia : obat nyamuk, pwangi ruangan.
f. Buah-buahan (nanas, rmbutan,anggur).
g. Makanan yang gurih, mengandung zat pengawet dan zat warna.
h. Kegiatan jasmani yang berlebihan.
i. Lingkungan kerja.
j. Emosi.
3.Patofisiologi
4.Manifestasi klinik
Gejala asma yang klasik terdiri dari batuk,sesak, dan mengi(wheezing) dan pada sebagian penderita disertai rasa nyeri di dada.Gejala tersebut tidak sama pada semua pasien, ada penderita yang hanya batuk tanpa sesak,/sesak dan mengi saja. Sehingga ada beberapa tingkat penderita asma adalah sebagai berikut:
a. Tingkat 1, penderita asma sara klinik normal, tanpa kelainan pemeriksaan fisis maupun kelainan pemeriksaan fungsi parunya.
b. Tingkat 2, penderita tanpa kelainan dan keluhan pada pemeriksaan fisisnya, tetapi fungsi parunya menunjukkan tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
c. Tingkat 3, penderita tanpa keluhan tetapi pada pemeriksaan fisisnya maupun pmeriksaan fungsi parunya menunjukkan tanda obstruksu jalan nafas.
d. Tingkat 4, penderita asma yang paling sering dijumpai baik dalam praktek sehari-hari maupun di RS. Penderita mengeluh sesak nafas, batuk, dan nafas berbunyi. Pada pemeriksaan fisis maupun pemeriksaan spiromtri akan ditemukan tanda obstruksi jalan nafas.
5.Pemeriksaan penunjang
a. spirometri
§ Menunjukkan adanya obstruksijalan nafas reversible.
§ Dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerob (nebulizer) golongan adenergik.
b. Tes provokasi bronchiale
§ Menunjukkan adanya hiperaktivitas bronkus
c.Pemeriksaan tes kulit
§ Menunjukkan adanya antibody Ig E yang spesifik dalam HOH (serum).
d.Pemeriksaan radiologi
§ Dilakukn apabila ada kecurigaan terhadap proses patologi diparu.
7. Komplikasi
§ Pneumothoraks
§ Pneumomedi astinum
§ Emfisema subcutis
§ Atelektasis
§ Apergitosis bronkopulmonal alergik
§ Gagal nafas
§ Bronkhitis
§ Fraktur iga
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma.
2.Mencegah kekambuhan
3. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya.
4. Mengupayakan fungsi aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise.
5. Menghindari efek samping obat.
6. Mencegah obstruksi jalan nafas yang irreversible.
7. Dilakukan terapi yang meliputi:
a. Pemberian oksigen
b. pemberian bronkodilator
§ Agonis beta
Digunakan dalam mengobati asma karena agan ini mendilatasi otot-otot polos bronkial.agen adenergik juga meningkatkan gerakan siliaris, menurunkan mediator kimiawi anafilaktik dan dapat menggunakan efek bronkodilatasi dari kortikosteroid.agen yang paling umum digunakan epineprin, albuterol, metaproterenol, isoproterenol, isoetharine, terbutalin.agen ini diberikan secara parenteral/inhalasi.
§ Metilsantin (aminofilin dan teofilin)
Digunakan karena mempunyai efk bronkodilator. Agen ini merilekskan otot-otot polos bronkus, menunjukkan gerakan mukus dalam jalan nafas dan meningkatkan kontraksi diafragma. Aminofilin diberikan seara iv, teofilin diberikan secara oral. Ada beberapa faktor yang dapat mengganggu metabolisme metilsantin, terutama sekali teofilin, termasuk merokok, gagal jantung, penyakit hepar kronik, kontraseptif oral, eritromisin, dan simetidin.
§ Anti kolinergik
Antikolinergik secara khusus mungkin bermanfaat terhadap asmatik yang bukan kandidat untuk agonis beta dan metilsantin karena penyakit jantung yang mendasari. Antikolinergik diberikan secara inhalasi.
§ Kortikosteroid
Kortikosteroid penting dalam pengobatan asma. Kortikosteroid diberikan secara iv (hidrokortison), secara oral (prednison, prednisolon), atau malalui inhalasi (beklomethason, deksametason). Kortikosteroid telah terbukti efektif dalam pengobatan asma dan PPOM penggunaan kortikosteroid berkepanjangan dapat mengakibatkan terjadinya fek samping yang serius, termasuk ulkus peptikum, osteoporosis, supresi adrenal, miopati steroid dan katarak.
§ Inhalasi set mask
Natrium kromolin, suatu inhalasi set mask adalah bagian integral dari pengobatn asma. Medikasi ini diberikan melalui inhalasi. Medikasi ini mencgah pelepasan mediator kimiawi anafilaktik, dengan demikian mengakibatkan bronkodilatasi dan penurunan inflamasi jalan nafas. Natrium kromolin dapat mengakibatkan pengurangan, penggunaan mediator lain dan perbaikan menyeluruh dalam gejala.
b.Penatalaksanaan keperawatan
1.berikan posisi semi fowler/fowler.
2. tingkatkan intake cairan 3-4 liter/hari.
3. anjurkan klien untuk kontrol setiap bulan/ setiap obat habis.
4. anjurkan untuk mengindari faktor pencetus asma.
5. ajarkan klien tentang cara-cara mengatasi bila terjadi serangan asma.
C. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Asma Bronkhial
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan utama : sesak nafas
c. Riwayat kesehatan : dahulu, sekarang, keluarga
d. Data fisik
1) Aktivitas / Istirahat
Gejala : keletihan. Kelelahan, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas, ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi, dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas / latihan.
Tanda : keletihan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan masa otot.
2) Sirkulasi
Gejala: Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda: Peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, disritmia, distensi vena leher, edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung, bunyi jantung redup, warna kulit/membran mukosa normal/sianosis, kuku tabuh dan sianosis perifer, pucat dapat menunjukkan anemia peningkatan TD.
3) Integritas ego
Gejala: peningkatan faktor resiko, perubahan pola hidup
Tanda:ansietas, ketakutan, peka rangsang.
4). Makanan/cairan
Gejala: mual, muntah, anoreksia, ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan, penurunanBB (emfisema), peningkatan BB yang menunjukkan edema (bronkitis).
Tanda: turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, penurunan BB, penurunan masa otot/lemak subkutan (emfisema), palpitasi abdominal dapat menyatakan hepatomegali (bronkitis).
5). Higiene
Gejala: penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktifitas sehari-hari.
Tanda: kebersihan buruk, bau badan.
6). Pernafasan
Gejala: nafas pendek khususnya pad kerja, cuaca/episode berulang sulit nafas (asma), rasa dada tertekan, ketidakmampuan untuk bernafas, penggunaan O2 pada malam hari,/terus menerus.
Tanda:Penggunaan otot bantu pernafasan, misal:meninggikan bahu, retraksi fosa supraklavikula, melebarkan hidung.Dada: gerakan diafragma minimal, bentuk dada barel.Ronkhi, mengi. Warna: pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku, abu-abu keseluruhan.
7). Keamanan
Gejala: Riwayat reaksialergi/sensitif terhadap zat/faktor lingkungan, adanya/berulangnya infeksi, kemerahan/berkeringat.
8). Seksualitas
Gejala: Penurunan libido
9).Interaksi sosial
Gejala: hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, kegagalan dukungan terhadap pasangan/orang terdekat, penyakit lama/ketidakmampuan membaik.
Tanda: keterbatasn mobilitas fisik, kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain.
10). Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: penggunaan/penyalahgunaan obat pernafasan, kesulitan menghentikan merokok, penggunaan alkohol secara teratur, kegagalan untuk membaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar