BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem hematology tersusun atas darah dan tempat darah di produksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpe. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma darah, sel darah dibagi menjadi eritrosit, leukosit, trombosit, haemoglobin. Apabila terjadi peningkatan atau penurunan dari sel darah tersebut akan terjadi kelainan haematologis, diantaranya yaitu leukemia.
Leukemia adalah suatu keganasan pada sel darah berupa proliferasi patologis sel hemapeutik muda yang ditandai dengan adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain.
Leukemia biasanya menyerang lebih sering pada anak laki-laki dari pada anak perempuan setelah usianya lebih dari 1 tahun. Sebelum tahun 1948, anak dengan leukemia hidupnya hanya 2 – 3 bulan. Namun, sekarang ini angka harapan hidup pada anak dengan leukemia hamper 80%.
Permasalahan yang timbul pada leukemia antara lain : pilek tidak sembuh-sembuh, pucat, lesu, demam, anorexia, berat badan menurun, ptechie, memar tanpa sebab, nyeri pada tulang dan persendian nyeri abdomen, lymphe denophaty, hematosplenomegaly.
Dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk merawat klien dan mengambil kasusnya dengan judul Asuhan Keperawatan Pada An. A dengan Leukemia akut di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta dari tanggal 9 januari 2006 sampai dengan tanggal 13 januari 2006.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapat pengalaman nyata tentang penerapan Asuhan Keperawatan secara komprehensif kepada klien yang mengalami Leukimia.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menerapan pengkajian keperawatan terhadap klien leukemia.
b. Dapat merumusan diagnosa keperawatan terhadap klien leukemia
c. Dapat menyusun intervensi keperawatan terhadap klien dengan leukemia.
d. Mendapatkan pengalaman nyata dalam mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah disusun pada klien leukemia.
e. Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada klien dengan leukemia.
f. Dapat mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan leukemia.
C. Metode Penulisan.
1. Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berkaitan dengan asuhan keperawatan leukemia.
- Studi kasus yaitu dengan leukemia sebagai bahan kajian penulis dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien leukemia melalui teknik wawancara, observasi serta pemeriksaan fisik.
- Studi dokumentasi yaitu dengan mempelajari dokumentasi yang berkaitan dengan penerapan asuhan keperawatan klien dengan leukemia.
D. Sistematika Penulisan.
BAB I Pendahuluan : terdiri dari latar belakang tujuan umum tujuan kasus metode penulisan dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan teoritis : pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, klasifikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan : pengkajian, diagnosa keperawatan, Intervensi, dan evaluasi keperawatan
BAB III Tinjauan Kasus : menguraikan tentang gambaran kasus, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan
BAB IV Pembahasan : menguraikan per diagnosa yang di dapat definisi, rasional, rencana tindakan yang dapat dilakukan serta evaluasi termasuk faktor pendukung dan faktor penghambat
BAB V Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Leukemia
- Pengertian
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat seldarah berupa proliferasi patologis sel hemopetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi kejaraingan tubuh lain (Arif Manjoer, 495: 2000)
Leukemia adalah prouferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. (Ika, 469: 2000)
Leukemia adalah prouferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Asuhan Keperawatan pada anak 1997)
- Etiologi
Etiologi sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan besar karena virus (virus onkogenetik)
Faktor Lain
a. Faktor eksogen seperti :
- Sinar x
- Sinar Radio aktif
- Hormon
- Bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat)
b. Faktor endogen seperti :
- Ras
- Kelainan kromosom
- Herediter
- Manifestasi Klinis
a. Pilek tidak sembuh-sembuh
b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
c. Demam
d. Anorexia
e. Berat badan menurun
f. Ptechiae, memar tanpa sebab
g. Nyeri pada tulang dan persendian
h. Nyeri abdomen
i. Lymphedenophaty
j. Abnormal white blood sel (WBC)
- Patofisiologi
Proliferasi Sel Kanker
Sel Kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi
Infiltrasi
Sel normal digantikan dengan sel Kanker
Defresi sum-sum tulang | | | | Infiltras SSP | Metabolsme meningkat | Infiltras ekstra moduler |
| | | | | | |
Eritrosit menurun | Leukosit menurun | Faktor pembekuan | Peningkatan tekanan jaringan | Meningitis leukemia | Sel-sel kekurangan makanan | Pembesaran limpa, liver, nodus limpa dan tulang |
| | | | | | |
Anemia | Infeksi | Perdarahan | | | | |
| | | | | Nyeri tulang dan persendian | Tulang meregang dan lemah |
| Demam | trombositopenia | | | | |
| | | | | | Fraktur fisiologis |
Ashwill and Droske (1997). Nursing care of children prnciple and practice.
- Klasifikasi
a. Menurut perjalanan penyakitnya dapat dibagi atas :
· Leukemia akut
· Leukemia kronik
b. Menurut jenisnya leukemia dibagi atas :
· Leukemia mieloid
v Leukemia gianulositik kronik
v Leukemia mieloid/mielositik/mielogenous kronik
· Leukemia mieloblastik akut (leukemia myeloid / mielositik / granulositik mielogenous akut
· Leukemia Limpoid
v Leukemia Limfositik kronik
Leukemia Limfositik Kronik merupakan 25 % dari seluruh leukemia di negara barat amat jarang di temukan di Asia. Lebih sering di temukan pada umur kurang dari 49 tahun. UK dapat dibagi menjadi empat tingkatan penyakit secara kinis yang ternyata mempunyai hubungan dengan prognosis
Tingkat Penyakit | Median Survival (bln) |
0 Hanya limfositosis de infiltrasi sel 1 Limfositosis dan limpa denofati 2 Limfositosis dan Splenomegaly/hepatomegali 3 Limfositosis dan Anemia <> 4 Limfositosis dari trombo sitopenra <> | 150 101 71 19 19 |
Pemeriksaan darah tepi menunjukan limfositosis 50.000/mm3 pada sumsum tulang didapatkan adanya infiltrasi meinta oleh limposit kecil yaitu lebih dari 40 % dari total yang berinti, kurang lebih 95 % pasien LLK disebabkan peningkatan Limfosit B (B LLK)
v Leukemia Limfoblastik Akut
Insiden LLA berkisar 2-3/100.000 penduduk. Lebih sering di temukan pada anak-anak (82%) dari pada usia dewasa (18%) dan lebih sering ditemukan pada laki-laki dibanding perempuan
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda Limpoblast dan biasanya ada leukositosis (60%) kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil sering kali rendah demikian pula dengan kadar Hb dan trombo, hasil pemeriksaan tulang biasanya menunjukan sel blas yang dominan
- Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah tepi : terdapat leukosit yang imatur
b. Aspirasi sumsum tulang (BMN) : hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda
c. Biopsi sumsum tulang
d. Lumbang punksi untuk mengetahui apaka sistem syaraf pusat terinfilterasi
- Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
a. Transfusi darah, jika kadar hb kurang dari 6 9% pada trombositopenia yang berat dan perdarahan massif dapat diberikan trombosit dan bila terdapat tanda-tanda dic dapat di berikan heparin
b. Pelaksanaan Kemoterapi
Terdapat 3 fase pelaksanaan kemoterapi
· Fase Induksi : Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa di tegakan pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison) vinaistim ,dan L-asparagiginasi. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sum-sum tulang ditemukan jumlah sel muda berkurang dari 5%.
· Fase Profilaksis Sistem Saraf Pusat. Pada fasse ini diberikan terapi methotrexate, cy tarabine, dan hydrocortisone melalui intra thecal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi iridiasi cranial hanya dilakukan pada pasien leukemia yang mengalami gangguan Sistem Saraf Pusat.
· Konsolidasi : Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh, secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Untuk memulai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang maka pengobatan dihentikan. Sementara atau dosis obat dikurangi.
Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pendekatan psikososial harus diutamakan
b. Ruangan aseptik dan bekerja secara aseptik
- Komplikasi
a. Gagal sumsum tulang
b. Infeksi
c. Hepatomegali
d. Splenomegali
e. Limpadenopati
B Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
a. Anamnesa
· Data biografi : nama, umur, jenis kelamin, dll.
· Riwayat Keperawatan : riwayat kesehatan masa lalu dan saat ini.
· Pola kebiasaan saat ini dan sebelumnya.
b. Pemeriksaan Fisik
· Aktifitas
Gejala : kelelahan malaise, kelemahan, ketidakmampuan melakukan aktivitas biasanya.
Tanda : kelemahan otot
Peningkatan kebutuhan tidur, sumnolen
· Sirkulasi
Gejala : palpitasi
Tanda : takikardia, murmur, jantung, kulit membran mukosa pucat, defisit syaraf cranial dan / atau perdarahan serebral
· Eliminasi
Gejala : Nyeri tekan perineal, nyeri darah merah terang pada tisu, feses hitam darah para urine, penurunan hawatan urine.
· Integritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, takut marah, mudah terangsang, perubahan alam perasaan.
· Makanan / Cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan. Anorexia, mual-muntah perubahan rasa / penyimpangan rasa.
Tanda : distensi abdominal, penurunan bunyi usus splenomegali, hepatomegali. Ikterik stomatilis, likos mulut hipertropi gusi (infiltrasi gusi mengindikasi leukemia morositik akut).
· Neuro sensori
Gejala : kurang / penurunan koordinasi perubahan alam perasaan kacau. Disorientrasi.kurang, pusing, kebas, kesemutan, palestesia.
Tanda : otot mudah terangsang, aktivitas kejang.
· Nyeri kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen sakit kepala, nyeri tulang atau sendi, nyeri tekan sternal, keram otot.
Tanda : perilaku hati-hati / distensi gelisah, fokus pada diri sendiri
· Pernapasan
Gejala : nafas pendek dengan kerja minimal dispnea, takipnea.
Tanda : batuk gemeriak, ronchi, penurunan bunyi napas.
- Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d Tak Adekuat Pertahanan Sekunder berhubungan dengan
· Gangguan pematangan SDP
· Peningkatan jumlah leukosit imatur
· Imosupresi
· Penekanan sumsum tulang
· Tak adekuat pertahanan primer
· Menurunnya sistem pertahanan tubuh
· Prosedur invasif
· Mal nutrisi :penyakit kronis
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d
· Kehilangan berlebihan : mual muntah, perdarahan, diare.
· Penurunan pemasukan cairan Ex : mual. Anorexia
· Peningkatan kebutuhan cairan Ex. Status Ex. Status hipermetabolik, demam.
c. Nyeri (Akut) b.d
· Agen fisikal misal, pembesaran organ / nodus limpe, sumsum tulang yang dikemas dengan sel leukemia
· Agen Kimia, Ex pengobatan anti leukemia
d. Intoleransi aktivitas b.d
· Kelemahan umum, penerima cadangan energi, penigkatan laju metabolik dan produksi leukosit massif.
· Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
· Pembatasan terapeutik (isolasi / tirah baring efek terapi obat).
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan kelenjar) tentang penyakit, progrosis, dan kebutuhan pengobatan b.d kurang ter rajan dari sumber salah interprestasi informasi / kurang mengingat.
- Perencanaan
a. Mencagah resiko Infeksi
· Tempatkan anak dalam ruangan khusus untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi.
· Anjurkan pengunjung atau staf melakukan teknik mencuci tangan yang baik.
· Gunakan teknik aseptik untuk seluruh prosedur invasif
· Monitor tanda vital anak
· Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munalnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, masalah gigi.
· Monitor penurunan jumlah leukosit yang menunjukkan anak memiliki resiko yang besar untuk terkena infeksi.
b. Mencegah Resiko Kurangnya Volume Cairan
· Berikan antiemitik awal sebelum dilakukan kemoterapi.
· Berikan antiemelik secara beraturan pada waktu program kemoterapi.
· Kaji respon anak terhadap anti emetik.
· Hindari memberikan makanan yang memiliki aroma yang merangsang mual, muntah.
· Anjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering.
· Kolaborasi pemberian cairan infus.
c. Mencegah atau mengurangi nyeri
· Kaji tingkat nyeri dengan skala nyeri
· Kaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi rasa nyeri
· Evaluasi efektifitas terapi pengurangan rasa nyeri dengan melihat derajat kesadaran dan redasi.
· Berikan teknik mengurangi rasa nyeri non farmakologis.
· Berikan pengobatan anti nyeri secara teratur untuk mencegah timbulnya nyeri yang berulang.
d. Mencegah intolerans aktivitas
· Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
· Berikan lingkungan yang kurang tenang dalam periode istirahat tanpa gangguan.
· Ajarkan teknik menghemat energi
· Berikan kebersihan mulut sebelum makan
e. Berikan informasi tentang penyakitnya
· Kaji ulang pasien / orang tua tentang pemahaman dx khusus alternatif pengobatan dan heraper.
· Beritahu kebutuhan perawatan khusus dirumah
· Lakukan evaluasi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi
·
- Evaluasi
a. Tidak terjadi infeksi
b. Kebutuhan volume cairan terpenuhi
c. Nyeri berkurang / hilang.
d. Klien toleransi terhadap aktivitasi sehari-hari.
e. Pengetahuan klien dalam keluarga bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L. & Sowden. 2002. Keperawatan Pediatri, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Brunner dan Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Badah, edisi 8. Jakarta: EGC.
Carpenito, Linda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta: EGC.
Doenges, ME. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 6. Jakarta: EGC.
Galle, D .& Charate. 1996. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Sacharin Rosa M. 2004. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Staf Pengajar IKA UI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta: EGC.
kreatif am...:p
BalasHapusptofisiologinya diperjelas lagi dunk am...