Untuk saran dan kritik kirimkan via email ilhamsyah050@gmail.com atau sms ke 08561836482

Mesin pencari

Kamis, 10 Juli 2008

KONDAS GASTRITIS


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik / ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.

Secara garis besar gastritis dapt dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran histologi yang khas, distribusi anatomi dan kemungkinan patogenesis gastritis. Berdasarkan pada manifestasi klini, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Masalah yang sering timbul pada gastritis umumnya mengalami masalah keperawatan gangguan rasa nyaman nyrei.

Saat ini dalam proses keperawatan gastritis banyak dijumpai dan menyerang 80 – 90% laki-laki. Pasien dan keluarga dengan penyakit gastritis membutuhkan pengawasan diet makanan setelah pulang dari rumah sakit dan sangat mudah terkena bila tidak mematuhi tentang penatalaksanaan diet dirumah. Makan makanan yang teratur dan menghindari makan yang dapat mengiritasi lambung. Maka kelompok sebagai tim kesehatan khususnya perawat mengangkat masalah perawatan penyakit gastritis. Berdasarkan uraian diatas makan kelompok akan memaparkan asuhan keperawtan pada klien dengan gastritis sebagai judul makalah ini.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memperleh gambaran dan pengalaman nyata dalam pelaksanan asuhan keperawatan klien dengan gastritis di lantai IV Ruang Melati RS. Pelni Petamburan.

2. Tujuan khusus

Mempreoleh gambaran nyata tentang :

a. Pengkajian keperawatan pada klien dengan gastritis

b. Rumusan diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan gastritis.

c. Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa pada klien dengan gastritis.

d. Pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Gastritis.

e. Evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan Gastritis

C. Metode Penulisan

Makalah ini disusun berdasarkan metode deskritptif yaitu asuhan keperawatan dilaksanakan secara langsung dan didokumentasikan secara sistematis dalam bentuk laporan kasus. Adapun penyusunan makalah ini dilakukan melalui study kepustakaan yaitu penelusuran berbagai sumber buku atau kepustakaan yang berhubungan dengan konsep biomedis dan asuhan gastritis dan study kasus yaitu melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah klien dengan menggunakan proses keperawatan yang dimulai dengan pengkajian sampai dengan evaluasi.

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam 5 BAB yaitu :

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teori yang terdiri dari Konsep dasar teori dan konsep asauhan keperawatan pada klien dengan gastritis.

BAB III : Tinjauan Kasus yang terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, catatan keperawatan dan catatan perkembangan.

BAB IV : Pembahasan

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Konsep Dasar Gatritis

A. Pengertian

Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisn mukosa dan sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik difus atau local (Soeparman, 2001 : 127).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis superfisial akut dan gastritis atropi kronik (Brunner Suddarth, 2002 : 1062).

B. Klasifikasi

Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

1. Gastritis akut

Gastritis akut merupakan iritasi mukosa lambung yang sering diakibatkan karena diet yang tidak teratur. Dimana individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab. Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh dengan sendirinya, merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritasi lokal.

2. Gstritis Kronik

Merupakan iritasi lambung yang dapat disebakan oleh ulcus benigna atau maligna dari lambung atau lebih helicobacter pylori. Gastritis kronik dapat dikalsifikasikan sebagai tipe A (Gastritis Autoimun) (Brunner and Suddarth, 2002 : 1062)

C. Etiologi

1. Gastritis Super Fisial Akut

- Enkokrin bakteri dari stopylococus E.Colly atau salmanela (masuk setelah makanan terkontaminasi)

- Obat-oba NSAID (Indometosin, libiprofen, haproksen) sulfanamida, steroid dan digitalis.

- Makanan yang berbumbu seperti lada, cuka, mustard

- Kafein, alkohol, asipirin

- Makanan yang masuk dalam lambung meningkat dan mengiritasi mukosa lambung

- Refluks empedu atau terapi radiasi

- Keracunan zat korosit yang asam atau bassa

(Ignatavius, Donana D, 1995 : 1380)

2. Gastritis Atropi Kronik

- Bakteri helicobacter pylori

- Ulcus beningna atau maligna dari lambung

- Faktor predisposisi (Kafein, alkohol,aspirin)

(Ignatavius, Donna D. 1995 : 1380)

D. Patofisiologi Gastritis Akut dan Kronik

1. Gastritis Akut

· Bakteri endotoksin / H. Pylori

· Obat NSAID, alkohol, kafein, aspirin

Membran mukosa lambung menjadi edema

dan hiperemik (Kongesti dan jaringan,

cairan dan darah)

Erosi superfisial

sekresi getah lambung dengan sedikit asam dan banyak mucus

disekresi superfisial

perdarahan / haemorarrgi

hematemesis

Membran mukosa lambung di iritasi bakteri endoktosin, oabt NSAID, alkoloh , kafein, aspirin menjadi edema dan mukosanya memerah dan hiperemik (kangesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan akan mengalmai erosi superfiiaol. Bagian ini menskresi sejumlah getah lambung yang mengadnung sangat sedikit sam tetapi banyak muncul, sehingga terajdi sekresi superfisial dandapat menimbulkan haemoragi yang dimanifestasikan hemalemesis.

(Brunner and Suddart, 2002 : 1062)

2. Gastritis Kronik

· Helicobacter Pylori

· Faktor predisposisi

· Atrofi progresif epitel kelenjar

· Kehilangan sel pariental dan chief cell


Penurunan produksi asam klorida, pepsin dan faktor intrinsik menurun

Dinding lambung menjadi tipis

Mukosa mulut mempunyai permukaan yang rata


Gastritis atropi kronik

(Brunner and Suddart, 2002 : 1062)

E. Tanda dan Gejala

1. Gastritis Akuat

- Adanya keluhan a bdomen tidak jelas, seperti anoreksia dan mual

- Sakit kepala

- Mengalami ketidaknyamanan, malaise

- Nyeri epigastrium

- Muntah dan cegukan

- Pendarahan

- Hematemesis

- Beberapa pasien asimtomatik

2. Gastritis Kronik

- Adanya perasaan penuh

- Anoreksia

- Nyeri hulu hati setelah makan

- Kembung

- Rasa asam dimulut

- Mual dan muntah

(Black, Joyce M. 1993 : 1607 – 1508)

F. Penatalaksanaan

1. Gastriris Akut

- Menghindari makanan dan minuman yang dapat meningkatkan sekresi asam lambung

- Pemakaian penghambat HO2 (seperti ranitidin untuk mengurangi sekresi asam, sukrafat atau antacid dapat mempercepat penyembuhan)

- Obat-obat anti muntah dapat membantu menghilangkan mual dan muntah.

- Jika terjadi muntah perlu keseimbangan cairan dan elektrolit dengan memberikan infus vena

- Lavare jika terjadi korosif yang luas atau berat

2. Gastritis Kronik

- Memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stres dan memulai farmako terapi.

- Helicobacter pylori diatas dengan antibiotik (seperti tetraciklin atau amoksilin) dengan garam bismut (peta bismut)

- Menghindari alkohol dan obat-obatan yang mengiritasi mukosa lambung

- Vh B 12 dan terapi yang sesuai lainnya diberikan pada anemia pernisiosa

(Brunner and Suddarth, 2002 : 1063)

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Diagnosa ditentukan dengan endoskopi

Gastritis tipe A dengan aklorhidria / hipklomidria (kadar asam hidroklorida tidak ada / rendah). Gastrisis tipe B dihubungkan dengan hiperklohidria (kadar tinggi dail asam hidroklorida)

2. Pemeriksaan sinar x G.I atas

3. Pemeriksaan Histologis

4. Tes serologis dan tes pernafasan untuk mendeteksi H. pylori untuk mendapatkan antibody terahadap antigen H. pylori

5. Gastroskopi

6. Hb, Ht

7. Serum gastrin menurun atau normal

8. Serum vitamin B12

9. Analisis cairan lam bung

10. Biopsi mukosa

11. Biopsi lambung

12. Endoskopi

II. Asuhan KeperawatanGastritis

A. Pengkajian

- Biodata : nama, umur, jenis kelamin, agama, ras, suku bangsa, dan lain-lain

- Riwayat kesehatan / data subyektif

- Keluhan pada sistem pencernaan

· Anoreksia

· Nausea

· Vomitus

· Hematemesis ( frekuensi, durasi, lokasi )

- Kebiasaan makan / pola makan

- Riwayat penggunana obat

- Tingkat stress yang meningkat

- Gaya hidup : perokok, alkohol, kafein

- Psikososial : Kaji kecemasan, pola tidur dan istirahat

- Keluhan ketidak nyamanan pada epigastrik / adbominal, tenderness

- Pemeriksaan fisik

· Keterbatasan aktivitas

· Perubahan TTV

· Tanda-tanda distensi : merintih kesakitan keletihan

· Pemeriksaan abdomen :

- Tenderness, diare, epigastrik

- Bising usus meningkat

- Distensi

· Status nutrisi :

- Berat badan

- Warna kulit

- Turgor kulit

· Anemia

(Black, Joyce M. 1993 : 1608)

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d iritasi mukosa lambung

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya nafsu makan, nausea, muntah, nyeri.

3. Kurangnya volume cairan b.d menurunnya intake cairan, muntah, perdarahan

4. Gangguan pola tidur b.d nyeri, nausea, kecemasan

5. Kurangnya pengetahuan tentang faktor penyebab dan terapi diet

(Brunner and Suddart, 2002 : 1063)

C. Intervensi Keperawatan

Dx. 1 Nyeri

Tujuan : Setelah diakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang.

KH:

- Klien akan menunjukkan perasaan nyaman

- Nyeri berkurang / hilang

Intervensi :

1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya intensitas nyeri (skala 0 – 10)

2. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.

3. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.

4. Bantu latihan ROM pasif dn aktif.

5. Berikan perawatan oral dan tindakan kenyamanan misalnya pijatan punggung, perubahan posisi.

Kolaborasi :

6. Berikan obat sesuai indikasi

- Analgesik misal morfin sulfat

- Asetaminofen

- Antasida

Dx. 2 Nutrisi

Tujuan : Seelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.

KH :

- Klien akan menunjukkan intake makan melalui keseimbangan diet

- Menunjukkan prilaku mempertahankan pola nutrisi yang adekuat

Intervensi :

1. Buat jadwal masukan tiap jam, anjurkan mengukur cairan dan minum sedikit demi sedikit atau makan dengan perlahan.

2. Timbang berat badan setiap hari

3. Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk klien

4. Berikan diet dan makanan ringan dengan tambahan makanan yang disukai bila ada kolaborasi.

5. Gunakan susu biasa dari pada usus krim, bila susu dimungkinkan.

6. Berikan obat sesuai indikasi : siprofeptadin (periactin)

Dx. 3. Kekurangan Volume Cairan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan dan elektrolit akan terpenuhi..

Kriteria Hasil :

- TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg, N : 80 - 100x/mnt, S : 36 -370C, RR : 16-20x/mnt.

- Membran mukosa lembab, turgor kulit elastis.

- Pengisian kapiler cepat <>

Intervensi :

1. Catat karakteristik muntah

2. Observasi tanda-tanda vital, bandingkan dengan hasil normal pasien sebelumnya.

3. Catat respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan misal perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas, pucat, berkeringat.

4. Catat tanda perdarahan baru setelah berhentinya perdarahan awal.

5. Berikan cairan / darah sesuai indikasi

Dx. 4. Kurang pengetahuan

Tujuan : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien akan memahami tentang penatalaksanaan diet dan faktor penyebab.

Kriteria Hasil :

- Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.

- Mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala dengan faktor penyebab

Intervensi :

1. Tentukan persepsi pasien tentang proses penyakit.

2. Diskusikan program pengobatan, jadwal dan kemungkinan efek samping obat-obatan antasida dan antibiotik.

3. Anjurkan melakukan aktifitas biasa secara bertahap sesuai toleransi dan sediakan waktu istriahat adekuat.

4. Anjurkan makan makanan sedikit tapi seirng sesuai indikasi pasien.

5. Berikan informasi tertulis untuk pasien / orang terdekat (keluarga)

D. Evaluasi

1. Nyeri berkurang, meningkatkan rasa nyaman.

2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, berat badan idel

3. Klien dan keluarga mampu menjelaskan terapi diet dan penatalaksanaannya

4. Dapat mengidentifiaksi dan mencegah stimulasi

5. Mematuhi program pengobatan

Misalnya : Memilih makanan dan minuman yang tidak mengiritasi lambung dan menggunakan obat-obatan sesuai resep.

6. Mempertahankan keseimbangan cairan

- Minum 6 – 8 gelas air putih setiap hari

- Mempunyai pengeluaran urine kir-kira 1 liter setiap hari

- Menunjukkan tugor kulit yang adekuat


DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2. Jakarta EGC.

Block, Joycer M and Esther Matassarin. 1993.Medical Surgical Nursing. A Psychophy siologic Approach, Fourt Edition Book 2. Philladelpia : WB Sounders Company.

Carpenito, Lynda Juall. 2000.Diagnosa Keperawatan.Aplikasi pada praktek klinik. Ed. 6. Jakarta : EGC.

Donges, Marylin. Et. Al. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed. 3. Jakarta : EGC.

Ingnatavius, Donna D. M. Linda Waikman. 1995. Medikal Surgical Nursing.A. Nursing Proces Approcah. 2nd Edition. Philladelpia : WB Sounder company.

Mansjoer. Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed3 .Jilid 2. Jakarta : FKUI.

Sopearman. 2001.IlmyPenyakit Dalam. Jilid 11. Ed. 3. Jakarta : FKUI.

-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar