KONSEP DASAR KANKER PARU
KONSEP DASAR
- Definisi
· Kenker paru adalah tumor ganas primer dari sistem pernapaan bagian bawah, sifatnya epitelia dan berasal dari mukosa percabangan bronkus.
(Soeparman.1990).
· Kanker paru merupakan pembunuh nomor satu diantara pria di USA.Namun, kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita dibanding pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagian penyebab paling umum kematian.(Brunner dan Suddarth.2001).
Insiden tertinggi terjadi pada usia 55-65 tahun.Kebanyakan kasus kanker paru dapat dicegah jika merokok dihilangkan
- Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui dengan pasti, tapi ada tiga faktor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden penyakit ini yaitu merokok, bahaya industri, dan polusi udara.Dari faktor-faktor ini, merokok yang memegang peranan penting.
Dua faktor lain yang dapat pula meningkatkan resiko terjadinya kanker paru adalah diet dan familial.
- Patofisiologi
Zat karsinogen
Berkaitan dengan sel-sel DNA epitel
Sel rusak dan tidak stabil
Perubahan sel epitalial paru
Pertumbuhan sel abnormal
Karsinoma invasif
ca. paru
- Manifestasi Klinis
Gejala kanker paru yang paling serina adalah batuk, kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh masa tumor.Batuk mulai sebagai batuk kering (hacking), tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental, purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.Pasien sering membatukan sputum yang bersemu darah terutama pada pagi hari.
Mengi dapat tampak (terjadi ketika bronkus tersumbat sebagian oleh tumor), sputum menjadi berwarna darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
Nyeri adalah manifestasi akhir dan sering ditemukan berhubungan dengan metastasis ketulang.Jika tumor menyebar kestruktur yang berdekatan dan kenodus limfe regional, pasien daat menunjukan nyeri dada dan ssesak (menyerang saraf laringetal), disfagia, edema kepala dan leher serta gejala-gejala efusi pleura dan perikardial.Tempat metastase yang paling umum adalah nodus limfe, tulang, otak, paru kontralateral dan kelenjar adrenal.Gejala umum seperti kelemahan anoreksia, penurunan berat badan dan anemia tampak pada akhir penyakit.
- Pemeriksaan Fisik
Kadang-kadang pemeriksaan dada oleh perawat adalah pengkajian paling cepat dan paling nyata terhadap situasi.Diagnosis fiik terhadap dada meliputi empat prosedur :
§ Inspeksi : sianosis, peningkatan diameter anteroposterior (AP), deformitas dan jaringan perut dada, postur pasien, posisi trakea, frekwensi pernapasan, kedalaman pernapasan, durasi inspirasi versus dan durasi ekspirasi, ekspansi dada.
§ Palpasi :taktil fremitus
§ Perkusi
§ Auskultasi
Secara umum ada tiga tipe bunyi yang terdengar pada dada normal :
- bunyi napas vesikuler, terdengar pada perifer paru normal
- bunyi napas bronkial, terdengar diatas trakhea
- bunyi napas bronkovesikuler, terdengar pada kebanyakan area paru dekat jalan napas utama.
- Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Darah ; LFT, elektrolit serum, kalsium.
b. Radiologi
- Coin Lession (nodus yang soliter dan terbatas)
- Tomografi
- Foto dada
c. Bronkoskopi dan Biopsi
d. Sitologi sputum
e. MRI
f. Scanning Gallium 67
- Komplikasi
Reaksi bedah dapat mengakibatkan gagal napas, terutama ketika sistem jantung paru terganggu sebelum pembedahan dilakukan.Terapi radiasi dapat mengakibatkan penurunan fungsi jantung paru.Fibrosis paru,perikarditis, mielitis dan kor pulmonal adalah sebagian komplikasi yang diketahui.kemoterapi, terutama dalam kombinasi dengan terapi radiasi, dapat menyebabkan pneumonitis.Toksisitas paru dan leukemia adalah potensial efek samping dari kemoetrapi.
- Penatalaksanaan Medis
Sasaran penatalaksanaan medis adalah untuk memberikan kesembuhan, jika memungkinkan.Pengobatan etrgantung pada tipe sel, tahap penyakit, dan status fisiologi (terutama ststus jantung dan paru) pasien.Pengobatan dapat mencakup :
1. Pembedahan : Metoda yang dipilih untuk pasien dengan tumor setempat tanpa adanya penyebaran metastasis dan mereka yang mempunyai fungsi jantung dan paru yang baik.
Tipe reseksi paru yang mungkin dilakukan :
- Torakotomi eksplorasi untuk mengetahui keadaan paru dan kepastian diagnois.
- Pneumonektomi : Pengangkatan satu paru.
- Lobektomi : Pengangkatan satu lobus paru.
- Bilobektomi : Pengangkatan dua lobus kanan.
- Reseksi segmental : Pengangkatan satu segmen atau lebih.
2. Terapi Radiasi
Dapat mengurangi batuk, nyeri dada, mengendalikan metastase.
3. Kemoterapi
Untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasis luas, untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
- faktor keturunan
- riwayat pekerjaan terpapar polutan
- perokok
b. Pengkajian lain
- aktifitas / istirahat : Kelelahan, lesu, dyspnea saat istirahat
- sirkulasi : Takikardi/disritmia,JVO (Obstruksi Vena Cava), Penutunan TD, suara jantung perikardisl rub, Clubbing finger.
- integritas ego : gelisah, insomnia, takut.
- eliminasi :diare, peningkatan frekwensi urine.
- nutrisi :penurunan BB, mual, muntah, pucat.
- kenyamanan : nyeri dada, tulang, abdomen.
- pernapasan : batuk, sputum, sesak, hemoptisis, ekspansi paru kurang, peningkatan taktil fremitus.
- keamanan : demam, brising.
- seksualitas : genokomastia (perubahan hormonal neoplastin), amenorrhea/impoten.
- pengetahuan : faktor resiko keluarga.
2) Diagnosa Keperwatan dan Rencana Tindakan
a. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekret.
Rencana :
- Kaji keadaan pernapasan, otot bantu pernapasan, pucat, sianosis.
- Ukur tanda-tanda vital.
- Auskultasi paru tiap 4 jam.
- Atur posisi pasien semifowler.
- Lakukan latihan napas dalam dan batuk efektif.
- Batasi aktifitas.
- Berikan oksigen.
- Analisa hasil AGD, hasil Laboratorium.
- Lakukan Suction jika refleks batuk kurang.
b. Nyeri berhubungan dengan infasi kanker, insisi bedah, adanya WSD.
Rencana :
- Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas dan lama nyeri.
- Atur posisi senyaman mungkin.
- Lakukan tehnik relaksasi napas dalam, pemijatan.
- Ciptakan lingkungan yang tenang.
- Berikan obat analgetik.
c. Resiko komplikasi pembedahan berhubungan dengan insufiensi respirasi, pneumotorak, edema pulmonal, tromboplebeitis.
Rencana :
§ Monitor tanda-tanda dan gejala kegagalan napas :
- RR meningkat
- Dispnea
- Penggunaan otot pernapasan
- Sianosis
- Penurunan PO2 dan peningkatan PCO2
§ Monitor tanda dan gejala pneumotorak
- Dyspnea
- Tachypnea dan tachycardia
- Sianosis progresif
§ Monitor tanda dan gejala embulus pulmonary
- Chest pain
- Dyspnea
- Fever
- Hemoptisis
§ Kaji keadaan jantung, dysritmia, dan fibrilasi.
§ Kaji drainase
§ Monitor tanda hypovolemic shock
- nadi meningkat.
- TD menurun.
- Kesadaran menurun.
- Output urine menurun (<>
- Kulit pucat, dingin.
- RR meningkat.
3) Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
ü Mempertahankan integritas jaringan yang adekwat (kulit,mukosa).
ü Mempertahankan nutrisi yang adekwat.
ü Mencapai peredaran nyeri dan ketidaknyamanan.
ü Memperagakan toleransi aktifitas yang meningkat dan keletihan yang menurun.
ü Masuk dan dapat melewati proses berduka.
ü Menunjukan peningkatan citra tubuh dan harga diri.
ü Tidak menglami komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 1 Edisi 8.jakarta:EGC.
Carpenito, Lynda juall.2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.Jakarta:EGC.
Corwin, Elizabeth J.2000.Buku Saku Patofisiologi.Jajarta:EGC.
Doenges, Marillyn E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.
Warpadjisarwono, Soeparman.1990.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.Jakarta:EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar