LANDASAN TEORI
SINDROM NEFROTIK
A. Pengertian
Sindrom nefrotik adalah kumpulan manifestasi klinik (ditandai proteinuria massif lebih dari 2,5 gram per 1,73 m3 luas permukaan badan per hari dan hipoalbuminemia kurang dari 3 gram per millimeter) dan berhubungan dengan kelainan glomerulus akibat penyakit tertentu atau tidak diketahui (idiopatik). (Soeparman, 1990)
Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala klinik yang timbul dari pembuangan protein kedua pada kerusakan glomerular yang bersifat lama. (Jayce. M. Black dan Estnermatassarin, 1997)
B. Etiologi
Penyebab dari nefrotik sindrom, yaitu :
a. merulonephritih (terbesar)
b. Diabetes Melitus
c. Lupus erithematosus
d. Amyloidosis
e. Penyakit infeksi
f. Hepatitis B
g. Syphilis
h. Canrcinoma (payudara, colon, bronkus)
i. Leukimia
j. Preeklamsia
Faktor predisposisi :
Adapun factor predisposisi pada sindrom nefrotik, yaitu :
a. Reaksi alergi pada pengobatan dan obat (contoh: penicilamin, antikonvulsan, probenecid, captopril heroin dan anti infelamasi non steroid)
b. Trombosis vena renal
c. Penyakit sel sabit
d. Gagal jantung kongestif.
C. Anatomi Fisiologi Urinarius
1. Anatomi Sistem Urinarius
Ginjal merupakan organ yang berpasangan, dan system ginjal memilikui berat kurang lebih 125 gram, terletak pada posisi dis ebelah lateral vertebra torakalis bawah, beberapa cm di sebelah kanan dan kiri garis tengah.
Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis yang dikenal sebagai kapsul renis, organ tersebut dilindungi oleh dinding toraks bawah. Darah di alirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa arah kembali ke dalam vena kava inferior. Ginjal dengan efisiensi dapat membersihkan bahan limbah dari dalam darah dan fungsi ini bisa dilaksanakannya karena aliran darah yang melalui ginjal jumlahnya sangat besar 25 % dari curah jantung.
Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional ginjal yang disebut nefron. Fungsi nefron adalah proses oembentukan urin dimulai ketika darah mengalir lewat glomerous. Glomerulus yang merupakan struktur awal nefron tersusun dari jonjot-jonjot kapiler yang mendapat darah lewat fase aferen dan mengalirkan darah lewat fase aferen. Setiap ginjal tersusun dari kurang lebih 1 juta nefron. Nefron yang dianggap sebagai unit fungsional ginjal, dari atas : sebuah glomerulus dan sebuah tubulus. Setiap halnya pembuluh kapiler, dinding kapiler glomerulus tersusun dari lapisan sel-sel endotel dan membran basalis.
Ginjal terbagi menjadi bagian eksternal yang disebut korteks dan bagian internal yang dikenal sebagai medula. Kandung kemih merupakan organ berongga yang terletak di sebelah anterior tepat di belakang os pubis. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung urin. Ureter meruapakan pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar terdiri atas otot polos, organ ini menghubungkan setiap ginjal dengna kandung kemih dan berfungsi sebagai pipa untuk menyalurkan urin. Urethra muncul dari kandung kemih pada laki-laki, urethra berjalan lewat penis dan pada wanita bermuara pada tepat di sebelah anterior vagina.
2. Fisiologi
Fungsi utama ginjal adalah mengatur cairan serta elektrolit serta komposisi asam basa cairan tubuh, mengeluarkan produk akhir metabolik dari dalam darah, dan mengatur tekanan darah. Urine yang terbentuk sebagai hasil proses ini diangkut melalui ureter ke dalam kandung kemih, tempat urin tersebut disimpan untuk sementara waktu. Pada saat urinaris, kandung kemih berkontraksi dan urin akan dieksresikan dari tubuh lewat urethra, namun organ yang mengatur lingkungan kimia internal tubuh secara akurat adalah ginjal.
Ciri penting sistem renal terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi terhadap beban muatan cairan yang bervariasi, sesuai dengan kebiasaan pola hidup. Ginjal harus mampu untuk mengeksresikan berbagai produk limbah makanan dan metabolisme dalam jumlah yang dapat diterima serta dieliminasi organ-organ lain. Jumlah produk tersebut tersusun biasanya berkisar 1 hingga 2 liter air, 6 hingga 8 gram garam (Natrium Klorida), 6-8 gram kalium klorida, 7 mg equivalen asam per hari. Ureum yang merupakan produk akhir metabolisme protein dan berbagai produk limbah lainnya ke dalam urin. Jumlah substansi yang diterima ginjal mungkin berbeda jika pasien mendapatkan infus caiaran IV nutrisi parenteral total atau nutrisi enteral selang nasogastrik.
D. Patofisiologi
Permeabilitas glomerulus meningkat
↓
Kebocoran PHB mll urin ← kenaikan filtrasi plasma protein → lipiduria
(Protein Bound Hormon)
↓
Penurunan plasma T4 Albuminuria Hiperkolestepolemia
↓ ↓
Kenaikan reabsorbsi hipoproteinemia kenaikan sintesis protein
plasma protein dalam hepar
penurunan volume
intravaskular
kenaikan volume cairan
interstisial
katabolisme albumin
dalam sel tubulus
Malnutrisi
Kehilangan protein melalui
Usus (enteropati)
Kerusakan sel tubulus OEDEM
↓
AMINOASIDURIA
(Soeparman, 1990)
E. Manifestasi Klinis
§ Striae pada dinding perut dan tungkai atas. § Garis muerke pada kuku § Pembesaran kelenjar parotis § Hipovolemia § Lipiduria § Diare § Kaki berat dan dingin § Muscule wasting (atrofi otot) § Mual dan muntah
Gejala utama yang ditemukan pada sindrom nefrotik, yaitu :
§ Proteinuria > 3-5 gr/hari
§ Hipoalbuminemia <>
§ Edema generalisata
§ Hiperupidemia
§ Hiperkoagulabilitas
§ Anoreksia
§ Efusi pleura unilateral
§ Malaise
§ Irritabel
§ Amenore atau menstruasi abnormal
§ Hipertensi
§ Sesak nafas
§ Anemia ringan
§ Struma non toksis
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Urin dan Darah
Dilakukan untuk memastikan proteinuria, proteinemia, hipoalbuminemia dan hiperlipidemia
2. Biopsi Ginjal
Pemeriksaan dengan mikroskop elektron menunjukkan adanya sel-sel epitel viseral yang bengkak.
G. Penatalaksanaan
1. Anti Koagulasia
Heparin, warfarin, fenindion. Digunakan untuk mencegah penyulit hiperkoagulasi.
2. Anti Agregrasi Trombosit
Dipiridamol, endometasin. Digunakan untuk mencegah penyulit agregarsi trombosit dan defosit-defosit trombin atau trombus.
3. Pembatasan Garam Dapur
Bila odema tidak berat, pembatasan komsumsi garam tidak perlu ketat. Untuk pasien yang sangat oedema diperlukan pembatasan garam dapur yang ketat, misal 10 mEq/hari.
4. Pemberian Diuretik
Hidroklorotiazid atau furosemid.
5. Pemberian Diet Tinggi Kalori
6. Mencegah Infeksi
Biasanya diberikan anti biotik profiraksis untuk menghindari infeksi,terutama terhadap premococus.
H. Komplikasi
1. Gagal ginjal akut
2. Trombosis
3. Infeksi
4. Malnutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Black, Jocye. M. 1997. “Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care”. Fifth edition. WB Sounders Company : USA.
Mansjoer, Arief. 1997. “Kapita Selekta Kedokteran”. Edisi ketiga. Media Aesculapius : Jakarta.
Smeltzer, Suzzane. C. 2000. “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”. Edisi 8. EGC : Jakarta.
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. “Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2”. FKUI : Jakarta.
Suriadi & Rita Yuliana. 2001. “Asuhan Keperawatan Pada Anak”. Cv. Sagung Seto : Jakarta.
Tjokronegoro, Arjatmo. 1994. “Ilmu Penyakit Dalam Jilid II”. FKUI : Jakarta.
Tucker, Susan. M. 1998. “Standar Perawatan Pasien”. Volume 3. EGC : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar