BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ca. Mammae adalah kanker yang relatif sering dijumpai dan merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia 45 dan 64 tahun.
Ca. Mammae merupakan penyakit yang mengancam atau semua wanita dapat beresiko untuk terkena kanker payudara ini, tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara sebaliknya faktor genetik, hormonal dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.
Bebrapa gambaran kanker payudara menunjang prognolisnya, secara umum, makin kecil tumor, makin baik prognosisnya, karsinoma payudara bukan semata-semata keadaan patologis yang terjadi hanya dalam semalam, tetapi membutuhkan + 2 tahun agar bisa teraba
Pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami ca. mammaaae adalah yang spedifik berhubungan dengan diagnosis, tumor, terlebih tumor yang diduga / dinyatakan ganas, peran perawat sangat penting dalam meningkatkan merehabititasi dan mengkoordinasikan klien terhadap keadaan kesehatan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapat gambaran secara nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pasien dengan kanker mammae
2. Tujuan Khusus
Mendapat gambaran nyata :
a. Pengkajian klien dengan Ca. Mammae
b. Diagnosa keperawatan dengan Ca. Mammae
c. Rencana keperawatan pada klien dengan Ca. Mammae
d. Intervensi keperawatan pada klien dengan Ca. Mammae
e. Evaluasi keperawatan pada klien dengan Ca. Mammae
C. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah jenis metode studi kasus untuk mengamati, mengenal serta menganalisa kegiatan atau masalah yang terjadi saat ini dan sekarang melalui wawancara, observasi langsung dan pemeriksaan fisik, selain itu penulis menggunakan studi dokumentasi pasien dan studi kepustakaan untuk mendapatkan dasar-dasar karena dengan sumber yang berhubungan dengan masalah reproduksi wanita / payudara
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan pengertian dan pemahaman terdapat isi laporan ini maka disusun ke dalam Bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN : Latar belakang, Tujuan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan
BAB II : KONSEP DASAR : Pengertian Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Penunjang, Komplikasi, Penatalaksanaan dan Klasifikasi
BAB III : TINJAUAN KASUS : Pengkajian dan Diagnosa
BAB IV : PEMBAHASAN : Diagnosa, Definisi, Faktor Penghambat, Faktor Pendukung, dan Solusi
BAB V : KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR Ca. MAMME (KANKER PAYUDARA)
1. Pengertian
Kanker payudara adalah kanker yang relatif sering dijumpai pada wanita merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia antara 45 dan 64 tahun (Elizaberth J. Corwin, 2000 : G67)
Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena kanker pada wanita, dengan perkiraan 46.000 meninggal pada tahun 1994. (Danielle Gale, RN. MS, 1999 : 127)
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia biasanya ditemukan umur 40-49 tahun dan letak terbanyak dikuadran lateral atas (Mansjoer, 2000 : 283)
2. Tanda dan Gejala
a. Benjolan atau penebalan pada payudara. Ditemukan pada wanita itu sendiri akan tetapi Kebanyakan ditemukan kebetulan tidak dengan pemerikasaan SADARI
b. Pada tahap lanjut, kulit cekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu nyeri
- Nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah dari putting
- Kulit peau d’orange
- Kulit tebal dengan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk
- Ulserasi pada payudara
c. Bila sudah metastasis
- Nyeri pada bahu, pinggang, bahu bagian bawah atau pelvis
- Batuk menetap
- Anoreksi atau BB
- Gang pencernaan
- Pusing, penglihatan kabur dan kepala
d. Pembesaran kelenjar getah bening
(Gale .1991 : 128)
3. Etiologi
a. Umur > 30 tahun
b. Melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
c. Tidak kawin dan nulipara
d. Usia menars <12>
e. Usia menepouse > 55 tahun
f. Pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara
g. Terapi hormonal lama
h. Mempunyai kanker payudara kontralateral
i. Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium
j. Pernah mengalami radiasi di daerah dada
k. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pad aibu, saudara perempuan Ibu, Sdr perempuan, adik / kakak
l. Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang ganas
(Mansjoer, 2000, 283)
4. Patofisiologi
Etiologi yang ada
Sadari
Benjolan pada payudara Tidak teraba pada payudara
Mamografis (USG)
Jinak Dicurigai ganas Ganas
Biopsy
Sel jinak Sel ganas
Kanker payudara
Penentuan stadium
Stadium I : Tumor <>
Stadium II : Tumor 2-5 cm, metastasisi ke kelenjar getah bening ketiak
Stadium III : Tumor > 5 cm, metastasis ke kelenjar getah bening ketiak dan menyebar kekulit / dinding dada
Stadium IV : Metastasis kas
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur setiap bulan deteksi dini kanker / tumor. Dilakukan pad wanita berusia diatas 20 tahun.
b. Mamografi., pemeriksaan sinar-X payudara untuk mengidentifikasi kanker sebelum benjolan pada payudara diraba dianjurkan untuk 40 tahun keatas.
c. Pemeriksaan USG untuk membedakan lesi/tumor.
d. Pemeriksaan USG untuk histopatologis yang dilakukan dengan :
1) Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya bila tumor <>
2) Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagai jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat, dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperable atau lebih besar dari 5 cm.
6. Penatalaksanaan
a. Masektomi atau lumpektomi, dengan diseksi kelenjar getah bening aksila
b. Radiasi atau antiestrogen untuk tumor yang + reseptor estrogennya
c. Rekonstruksi payudara
d. Pemberian konseling dan dukungannya
(J. Corwin, 2000 : 659)
e. Pembedahan / Biopsi
Terjadinya untuk menemukan bila ada masa malignasis dan kanker payudara tersebut. Ada dua jenis prosedur :
1) Prosedur satu tahap dilakukan dengan anastesi umum dengan potongan beku cepat.
2) Prosedur dua tahap dilakukan dengan anastesi lokal dan tersebut dipulangkan kerumah.
f. Terapi Radiasi
Sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara tahap satu dan dua
g. Kemoterapi
7. Komplikasi
Dapat metastasis luas. Tempat metastasis antara lain adalah otak paru, tulang, hati dan ovarium. Angka bertahan hidup bergantung pada stadium satadium I (tumor <>
8. Klasifikasi
Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992)
TA : Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 : Tidak Terbukti adanya tumor primer
T15 : Kanker in situ
Kanker intraduktal / lobural in situ
Penyakit pengetahuan pada papilla tanpa terasa tumor
T1 : Tumor <>
T1a tumor <>
T1b tumor 0,5-1 cm
T1c tumor 102 cm
T2 : Tumor 2-5 cm
T3 : Tumor > 5 cm
T4 : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke dinding dada kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot interkesta, otot seratus interior tidak termasuk otot pektroralis
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema pear d’orange ulserasi, nodul satelit pada daerah payudara yang sama
T4c T4a dan T4b
T4d Karsinoma inflammation = mastitis karsinomato E15
Nx : Pembesaran kelenjar regional tak dapat ditentukan
N02 : Tidak teraba kelenjar aksila
N1 : Teraba pembesaran kelenjar aksila hemolateral yang tidak melekat
N2 : Teraba pembesaran kelenjar mamaria interna homolateral
Mx : Metastasisi jauh tidak dapat dilanjutkan
M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasisi jauh, termasuk ke kelenjar suprakavikula
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
- Pengkajian
ANAMNESIA
a. Biodata klien : Nama, Umur, Alamat, Nama Suami, Agama, Pendidikan, dan Pekerjaan.
b. Riwayat menstruasi dan menepouse : mens pertama, lama, keluhan yang di alami, menepouse umur berapa, keluhan pada ibu.
c. Riwayat seksual : tentang penyakit yang pernah di alami.
d. Kaji kecemasan adakali perubahan suara ekspresi wajah gelisah.
e. Adakah perubahan aktivitas / istirahat : kelemahan, keletihan, pusing, pucat, kebiasaan tidur.
f. Adakah perubahan pada sirkulasi , TTV, sianosis.
g. Adakah perubahan dalam penampilan : alopesia, lesi cacat, putus asa, perasaan tidak berdaya, rasa bersalah, depresi.
h. Adakah perubahan eliminasi : perubahan detekasi (darah dan pada feses, nyeri detekasi konsistensi, bising usus) perubahan eliminasi urine (atau) rasa terbakar, mual, muntah, BB menurun.
i. Adakah perubahan pola makan dan minum (cairan).
- Kebiasaan diet buruk (rendah serat : 1 lemak).
- Anoreksia, mual, muntah, BB.
j. Adakah demam, ruam kulit, ulserasi.
k. Adakah perubahan seksual.
- Masalah sexual.
- Perubahan pada tingkat perilaku verbal / non verbal.
- Ketakutan menghadapi seksual.
- Kurang informasi mengenai seksual dan fungsi seksual.
- Adakah rerub dengan orang terdekat.
l. Adakah perubahan interaksi social.
- Adakah dukungan dari orang lain / ornag terdekat.
- Adakah penolakan.
- Keinginan ibu banyak berhubungan dengan orang terdekat / orang lain.
- Ketidak adekuatan / kelemahan sistem pendukung masalah tingkat fungsi / tanggung jawab
- Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman yang dirasakan pada diri sendiri karena diagnosis kanker payudara dan prognosisi atau pengobatan yang tidak pasti.
2. Berduka antisipasi berhubungan dengan kehilangan karena payudara seperti hilangnya payudara, kesehatan, penghasilan, pekerjaan inti, hubungan dan harapan hidup.
3. Perubahan pola seksual berhubungan dengan dampak kehilangan payudara/ kehilangan gambaran dan atau proses penyakit terhadap hubungan seksual.
4. Takut berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, perubahan gambaran payudara atau kehilangan karena pengobatan dan pronosisi yang tidak pasti.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kanker payudara dan pilihan pengobatan.
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan payudara.
- Intervensi
Diagnosa Keperawatan Pertama :
Tujuan : Mengurangi / menghilangkan ansietas setelah dilakukan tindakan keperawatan.
KH : Tingkatan kecemasan menurun dan terpelihara pada tingkat yang dapat diterima.
Intervensi
· Kaji tanda dan gangguan mengidentifikasi berat ringannya ansietas.
R/ Membantu dalam mengidentifikasi berat ringannya ansietas.
· Gunakan satu sistem pendekatan yang tenang yang meyakinkan.
R/ Meningkatkan kepercayaan terhadap lingkungan.
· Lakukan teknik mendengar aktif.
R/ Mendorong pengungkapan perasaan.
· Dukungan penggunaan mekanisme pertahanan yang sesuai.
R/ Mekanisme pertahanan membantu dalam koping selama periode stress.
· Beri obat untuk menurunkan andietas sesuai kebutuhan.
R/ Meningkatkan kemampuan untuk menguasasi masalah.
Diagnosa Keperawatan Kedua
Tujuan : Klien dapat menerima / mengantisipasi kehilangan setelah dilakukan tindakan keperawatan.
KH : Pasien mengidentifikasi kehilangan yang nyata dan atau diterima : mendemonstrasikan kemajuan melalui tahapan proses berduka, mengidentifikasi sumber untuk menghadapi kehilangan.
Intervensi :
Fasilitas Proses Berduka
· Bantu pasien dalam mengidentifikasi kehilangan dan anjurkan untuk mengungkapkan perasaan tentang hal tersebut.
R/ Memungkinkan ventilasi perasaan.
· Bantu dalam mengidentifikasi strategi koping pribadi.
R/ Meningkatkan kemampuan pasien untuk menghadapi penyakit yang mengancam hidup.
· Bantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang penuh harapan dalam hidup.
R/ Meningkatkan kontrol diri terhadap keadaan.
· Bantu pasien untuk melengkapi dan mengisi kembali tujuan yang berhubungan dengan hal yang diharapkan.
R/ Meningkatkan kontrol diri terhadap keadaan.
· Hindari menutupi kenyataan.
R/ Meningkatkan hubungan saling percaya.
· Dorong hubungan terapeutik.
R/ Memberikan dukungan emosional yang diperlukan.
· Dukung kenyataan spiritual.
R/ Memberikan dukungan spiritual dalam membantu menurunkan ansietas.
Diagnosa Keperawatan Ketiga :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam kebutuhan sexual klien terpenuhi.
KH : Pasien / orang terdekat akan kembali untuk mendapatkan kepuasan hubungan seksual.
Intervensi :
· Ciptakan hubungan terapeutik atas dasar saling percaya dan saling menghargai dan memberikan privasi dan kepercayaan diri.
R/ Meningkatkan komunikasi terbuka.
· Kaji pengaruh penyakit atau pengobatan terhadap seksualitas sesuai kebutuhan.
R/ Memberikan informasi untuk membantu pasien dalam mengatasi pengaruh tersebut.
· Anjurkan pasien untuk mengungkapkan ketakutan dan menanyakan masalahnya.
R/ Memberikan pasien pengetahuan yang dibutuhkan .
Diagnosa Keperawatan Keempat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam rasa takut klien dapat diatasi.
KH : Pasien mengungkapkan metode-metode untuk mengatasi rasa takut terhadap diagnosa kanker.
Intervensi:
· Tunjukkan perhatikan pada dan apa yang sedang disampaikan.
R/ Meningkatkan tukar pendapat dengan pasien.
· Tunjukkan kesadaran dan sensitivitas emosi.
R/ Memberikan perhatian dan empati pada pasien.
· Dengarkan pesan-pesan yang diungkapkannya.
R/ Meningkatkan pemahaman secara penuh terhadap pesan-pesan pasien
· Berikan respons yang mencerminkan pemahaman terhadap pesan yang diterima.
R/ Meningkatkan komunikasi dalam tata cara yang sesuai.
· Sadar akan keras, tempo, volume, dan perubahan suara.
R/ Meningkatkan komunikasi terhadap pasien-pasien yang dimaksud.
Diagnosa Keperawatan Kelima
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam pengetahuan klien bertambah.
KH : Pasien dapat berperan serta dalam mengambil keputusan tentang pengobatan kanker payudara. Pasien akan mendiskusikan rasional dari pengobatan dan mengungkapkan tindakan-tindakan untuk mengatasi kemungkinan efek samping yang timbul.
Intervensi :
· Kaji pengetahuan apsien atau keluarga mengenai kanker payudara dan anjurkan pengobatannya.
R/ Memberikan informasi untuk menyusun rencana penyusluhan secara individual.
· Jelaskan patofisiologi dari kanker payudara sesuai kebutuhan.
R/ Meningkatkan pemahaman mengenai proses penyakit.
· Hindari pemberian janji-janji yang tidak mungkin.
R/ Keyakinan yang kosong meminimalkan kepentingan dari keprihatinan pasien.
· Berikan informasi tentang pilihan pengobatan yang sesuai.
R/ Mengembangkan pengambilan keputusan yang sesuai dengan informasi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan Keenam
Tujuan : Setelah dilakukan keperawatan x 24 jam gangguan citra tubuh dapat diatasi.
KH : Pasien mampu mengatasi kehilangan payudara
Intervensi :
· Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang diagnosa kanker payudara, pada identitas pengobatannya, dan dampak yang diharapkan atas gaya hidup
R/ Meningkatkan penerimaan terhadap perubahan yang terjadi
· Evaluasi perasaan pasien mengenai kehilangan payudara, pada identitas seksual, hubungan, dan citra tubuhnya
R/ Meningkatkan kesadaran diri pasien
· Bantu pasien untuk memisahkan penampilan fisik dari perasaan makna diri
R/ Meningkatkan citra diri positif
· Beri kesempatan pasien terhadap rasa berduka cita atas kehilangan / perubahan bentuk payudara dan untuk mengatasi kehilangan tersebut
R/ Memungkinkan pasien mendapatkan waktu untuk menghadapi kehilangan
- EVALUASI
a. Ansietas klien berkurang / tidak terjadi
b. Rasa berduka klien dapat diatasi
c. Perubahan pola seksual klien tidak terjadi
d. Rasa takut klien tidak terjadi / tidak ada
e. Pengetahuan klien bertambah tentang informasi yang dibutuhkan (mis : prosedur biepsi)
f. Pengetahuan klien tidak mengalami gangguan citra tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Boback M. Irene. 1996. Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta:EGC
Corwin J. Elizabeth. 1996. Patofisiologi. Jakarta:EGC
Doengoes. Marlynn. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Gale. Danielle and Charette Jane. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC
Mansjoer. Arif. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid ke 2. Jakarta : Media Ausculapius. FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar