Untuk saran dan kritik kirimkan via email ilhamsyah050@gmail.com atau sms ke 08561836482

Mesin pencari

Kamis, 10 Juli 2008

KONDAS MIOMA UTERI

A. KONSEP DASAR MIOMA UTERI

1. Pengertian

Mioma uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga dengan leomioma ,fibroid (Kapita seletakta kedokteran,hal : 387)

Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim disertai jaringan ikatanya sehingga dapat terbentuk padat karena padat karena jaringan ikatanya dominan dan lunak.

Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya,sehingga dalam keputusan dikenal juga istilah fibroid,fibromioma,leiomima ( ilmu kebidanan,hal : 338 )

2. Etiologi

Penyebab dari mioma uteri belum diketahui,tetapi pertumbuhan mioma uteri dipengaruhi oleh reseptor esterogen.berdasarkan pendapat- pendapat puuka dan kawan-kawan,resptor esterogen pada mioma lebih banyak didapat dari pada miometrium normal.Menurut meyer asal mioma adalah sel imatur,bukan selaput otot imatur.

3. Klasifikasi

Menurut letaknya mioma uteri dapat dibagi menjadi 3 :

a. Mioma submukosum

Berada dibawah endometrium dan menagal ke dalam rongga uterus

b. Mioma Imtramural

Mioma ini terdapat pada dinding uterus diantara serabut miometrium .

c. Mioma subserosum

Mioma yang apabila tubuhan keluar dinding uterus sehingga menjolkan pada permuka ureus,diliputi oleh serosa.

4. Patofisiologi

Hermon : Esterogen dan Ovari

Sel Mioma

Sel Abnormal

Badan Rahim / Leher Rahim

5. Tanda dan gejala

Tergantung pada letak mioma, besarnya, perubahan sekunder dan komplikasi serta hanya terdapat 35-50 % penderita.

a. Pendarahan tidak normal

- Hipermenoren

- Gangguan konstruksi otot rahim

- Perdarahan yang berkepanjangan

b. Penekanan rahim yang membesar

- Terasa berat diabdomen

- Terasa nyeri

- Sukar miksi atau defekasi

c. Abortus spontan

d. Infetilitas

6. Komplikasi

a. Degenerasi ganas

Keganasan umumnya ditemukan pada pemeriksaan histologi uteru syang telah diangkat, kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam monopause

b. Torsi yang menimbulkan nekrosis, sindrom abdomen akut

7. Penatalaksanaan

a. Pada umumnya mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan tidak berikan therapy, hanya diobservasi saja tiap 3-6 bulan untuk melihat pembesarannya. Mioma akan menyurut setelah menopause

b. Pemberian GNRH agonis selama 6 minggu

c. Miomekromi dengan atau tanpa histeroktomi bila besar uterus melebihi seperti kehilangan 12-14 minggu

d. Radio therapy

e. Estrogen untuk pasien setelah maonopause dan observasi setiap bulan

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Tes kehamilan usg abdominal dan trans baginal

b. Laparas kopi

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

  1. Pengkajian

a. Data biografi : nama, jenis kelamin, agama, pekerjaan.

b. Riwayat keperawatan.

- Riwayat kesehatan sekarang

- Riwayat kesehatan keluarga

- Riwayat kesehatan masa lalu

- Riwayat kebidanan (siklus menstruasi)

- Riwayat kehamilan persalinan dan nifas

c. Riwayat alergi

d. Pengkajian psikososial

Pasien mungkin akan takut /cemas untuk menerima keadaan

e. Pemeriksaan fisik

Observasi tanda-tanda vital, BB, TB, hasil pemeriksaan tiroid, dada jantung, abdomen, panggul dan rectum.

Payudara : pasien harus diperiksa terhadap ukuran, kesimetrisan, karakteristik, putting, kondisi kulit..

Abdomen : perhatikan apakah pasien mengeluh nyeri atau kram abdomen perhatikan penonjolan abdomen, mungkin berhubungan dengan jaringan adipose, asites, kehamilan atau masa besar yang menonjol, bising usus vulva harus diperiksa terhadap lesi, perineum harus diperiksa terhadap lesi, perineum harus diperiksa terhadap episiotomi sebelumnya, edema, jaringan penutyang terjadi karena trauma pada pagina uterus dipalpasi dan diperiksa secarabimanual terhadap ukuran, posisi, dan nyeri tekan. Mungkin juga dilaporkan adanya penekanan velpis dan retensi urine

  1. Diagnosa keperawatan.

Preoperasi

a. cemas B.D. diagnosa yang belum pasti dan potensial pembedahan

b. Berduka disfungsional B.D. penurunan fungsi reproduksi /kehilangan uterus.

c. Koping individu tidak efektif B.D. defresi menghadapi pendarahan.

d. Kurang pengetahuan B.D. pembedahan pengobatan, perawatan.

  1. Intervensi Keperawatan (pre op)

DX 1. tujuan : setelah dilakukan tindakan penkes cemas berkurang dan memahami metode perawatan dan metode pengobatan yang berbeda untuk meemioma.

KH : klien membicarakan perubahan yang dihasilkan dari pembedahan dengan pasangannya.

Intervensi :

a. Tinjau ulang pengalaman pasien /orang terdekat sebelumnya dengan kanker tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien.

b. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya

c. Diskusi tentang pembedahan dan efeknya pada fungsi dengan anggota keluarga /kerabat lainnya

d. Libatkan orang terdekat sesuai indikasi

DX 2. Tujuan : setelah dilakukan tindakan penkes pasien dapat menerima perubahan /mengekspresikan dengan tepat

KH : pasien dapat menunjukan kesedihan /defresi

Intervensi :

a. dorong pengungkapan pikiran /masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan, marah, penolakan, akui normalitas permasalahan ini.

b. Sadari perubahan dalam perasaan, bermusuhan dan prilaku lalu yang ditunjukkan.

c. Diskusikan cara-cara pasien /orang terdekat dalam merencanakan bersama untuk masa depan

d. Kunjungi dengan sering dan berikan kontak fisik dengan tepat /sesua kebutuhan.

e. Rujuk pada konsulen yang tepat sesuai kebutuhan.

DX 3. Tujuan : setelah dilakukan tindakan penkes klien dapat menunjukan koping yang logis terhadap kondisinya.

KH : - klien mengungkapkan emosinya /perasaannya

- klien dapat mengidentifikasi koping yang positif dan menerima support dari orang lain.

Intervensi :

a. Kaji persepsi klien terhadap situasi

b. Kaji mekanisme koping klien

c. Kaji penggunaan support sistem yang ada

d. Kaji faktor yang menyebabkan koping yang tidak efektif

e. Anjurkan memilih pemecahan masalah yang kontraktif

f. Kolaborasi untuk konseling jika dibutuhkan

DX 4. Tujuan : setelah dilakukan tindakan penkes klien dapat mengerti tentang penyakitnya

KH : - klien dapat memahami penyakitnya /pengobatan dan perawatan

- klien mengatakan tidak takut lagi

- wajah tidak tegang

Intervensi :

a. Diskusikan diagnosa /rencana/ therapy saat ini dan yang diharapkan

b. Anjurkan menghentikan aktivitas yang menyebabkan kelemahan

c. Sediakan kesempatan untuk melatih tubuh, nafas dalam dan latihan otot

d. Uji pengetahuan klien untuk melakukan follow yang dianjurkan

  1. Evaluasi

a. Mengalami perubahan ansietas

b. Menerima perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pembedahan.

c. Mengungkap pemahaman tentang gangguan yang klien alami dan rencana pengobatannya.

d. Mengungkapkan pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit yang dialami

  1. Diagnosa keperawatan post operasi

1. Resiko terjadi infeksi B.D. tindakan operasi

2. Resiko terjadinya pendarahan berhubungan dengan tindakan operasi

3. Resiko terjadi infeksi B.D. tindakan operasi

  1. Intervensi keperawatan post operasi

DX 1. Tujuan : tidak terjadi pendarahan

KH : tidak terjadi pendarahan /pendarahan minimal

Intervensi :

1. Kaji pendarahan klien

2. Monitor TTV dan tanda-tanda overasi

3. Pantau balutan luka operasi terhadap drainase jika ada

4. Lakukan perubahan posisi sesuai kemampuan

5. Bantu pasien untuk ambulasi dini dalam periode pasca operasi

DX 2. Tujuan : pasien tidak terjadi dehidrasi

KH : tanda-tanda dehidrasi tidak terjadi

Intervensi :

1. Kaji turgor kulit, membran mukosa bibir /mulut

2. Monitor TTV

3. Monitor intake dan out put cairan klien

4. Monitor pemeriksaan labyang mengindikasi kekurangan cairan.

DAFTAR PUSTAKA

1). Doenges E. Marillin. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal

Jakarta. EGC.

2). Linda Juall Carpenito. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.

Jakarta EGC.

3). Muchtar Rustam. 1996. synopsis obstetri. Edisi 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar